Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarti, Titik
dc.contributor.advisorAgusta, Ivanovich
dc.contributor.advisorTanziha, Ikeu
dc.contributor.authorMaliati, Nulwita
dc.date.accessioned2022-12-22T03:45:38Z
dc.date.available2022-12-22T03:45:38Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115641
dc.description.abstractPerkembangan gizi masyarakat Indonesia cenderung stagnan, tidak kunjung membaik. Banyak masalah gizi yang terjadi dan tidak kunjung bisa ditanggulangi (Jus’at et al. 2017). Masalah stunting (balita pendek) menggambarkan adanya masalah gizi kronis ([Kemenkes] 2016). Status gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan yang cukup, pola asuh makan anak, pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan faktor sosio-budaya lainnya (Anwar et al. 2014). Perempuan, khususnya ibu, memegang peranan penting dalam pemenuhan pangan balita. Praktik pemenuhan pangan balita yang dilakukan oleh ibu menunjukkan konstruksi pengetahuan dan relasi kuasa pada perempuan dalam pemenuhan pangan balita. Terdapat kontestasi antara pengetahuan pemerintah dan pengetahuan komunitas tentang pemenuhan pangan balita yang mengkonstruksi pengetahuan perempuan. Pemenuhan pangan balita tidak hanya tentang pengolahan dan penyediaan makanan untuk dikonsumsi, tetapi juga mengenai pola asuh makan balita karena balita masih sangat tergantung pada yang mengasuhnya dalam pemenuhan makannya sehari-hari. Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan angka prevalensi stunting di atas 20%. Hasil Riskesdas 2013, sekitar 37,5% anak balita di Aceh dikategorikan stunting. Jika merujuk pada World Health Organization (WHO) yang dijadikan standar oleh pemerintah, maka Aceh adalah provinsi dengan masalah gizi kronis dan akut. Di sisi lain, komunitas juga memiliki pengetahuan tentang pemenuhan pangan dan pola asuh balita, yang diwariskan pada keluarga khususnya perempuan. Oleh karena itu penting untuk melakukan kajian bagaimana konstruksi pengetahuan perempuan dan relasi kuasa dalam pemenuhan pangan dan pola asuh balita di Aceh. Tujuan penelitian secara rinci adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis pengetahuan pemerintah tentang stunting dan pemenuhan pangan balita di Aceh, (2) Menganalisis konstruksi pengetahuan komunitas gampong dalam pemenuhan pangan balita di Aceh, (3) Menganalisis konstruksi pengetahuan dan relasi kuasa perempuan: praktik kuasa pengetahuan dalam pemenuhan pangan dan pola asuh makan balita di Aceh, dan (4) Mengkonseptualkan disiplin tubuh sebagai strategi dalam pemenuhan pangan balita di Aceh. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam pada subyek kasus dan diskusi terfokus dengan para pihak terkait di Kabupaten Pidie. Diskusi terfokus dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie yang dihadiri Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, dan Tenaga Petugas Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie dan para petugas gizi dari seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Pidie. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Michel Foucault meliputi konsep pengetahuan, kuasa, disiplin tubuh dan Governmentality. Konstruksi pengetahuan berhubungan dengan disiplin tubuh. Kuasa menurut Foucault bukan milik, tetapi strategi yang tersebar. Disiplin tubuh adalah strategi pembentukan pengetahuan dan implementasinya yang terjadi dalam relasi antar pihak-pihak yang berinteraksi. Kuasa dan praktik disiplin tubuh tidak hanya berlangsung pada lembaga fomal, tetapi juga berlangsung pada interaksi antar orang dalam keluarga dan komunitas. Pengetahuan pemerintah tentang stunting dan pemenuhan pangan balita bersumber dari WHO dan hasil penelitian para ahli di tingkat nasional dan internasional tentang pangan dan gizi yang dibuat dalam berbagai bentuk kebijakan dan program oleh pemerintah pusat dan diteruskan kepada pemerintah daerah provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa. Konstruksi pengetahuan komunitas terbentuk dalam relasi antara sesama anggota komunitas pada lembaga pengajian, sekolah keagamaan (dayah) serta interaksi antara sesama anggota masyarakat, khususnya di antara sesama perempuan. Pengetahuan komunitas bersumber dari nilai-nilai Agama Islam dan pengetahuan turun temurun yang disampaikan dari generasi ke generasi.. Konstruksi pengetahuan perempuan dalam pemenuhan pangan balita terbentuk melalui proses disiplin tubuh yang dilakukan dalam relasi dengan para pihak. Ada kontestasi diskursus pengetahuan tentang stunting dan pemenuhan pangan balita dalam konstruksi pengetahuan perempuan, yaitu pengetahuan pemerintah dan pengetahuan komunitas. Pengetahuan pemerintah tentang pemenuhan gizi seimbang disampaikan oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan desa dan kader pos yandu. Pengetahuan komunitas menyebar di dalam keluarga dan dalam interaksi sehari-hari dengan sesama anggota komunitas, khususnya sesama perempuan di gampong. Relasi kuasa pengetahuan pemerintah (melalui tenaga kesehatan dan kader pos yandu) dan pengetahuan komunitas (dalam keluarga: ibu, ibu mertua, kakak perempuan; dan anggota komunitas lainnya: tetangga, teman, guru ngaji) menghasilkan tiga tipologi praktik perempuan dalam pemenuhan pangan balita: yaitu pemenuhan pangan berdasarkan pengetahuan pemerintah, pemenuhan pangan berdasarkan pengetahuan komunitas dan pemenuhan pangan yang merupakan kombinasi antara pengetahuan pemerintah dan komunitas. Berdasarkan prinsip kedaulatan pangan, perlu ada pemberdayaan komunitas berbasis pengetahuan dan sumberdaya pangan lokal dengan strategi disiplin tubuh dalam pemenuhan pangan balita di Aceh. Upaya penanganan balita gizi buruk dan pembiasaan makanan yang sehat dan bergizi harus dilakukan dengan strategi disiplin dalam konsumsi pangan sesuai budaya dan potensi lokal sehingga mudah diterapkan oleh masyarakat dan diterima sebagai suatu kebenaran yang akan dipraktikkan oleh tubuh secara otomatis karena prosesnya pendisiplinan makan balita akan didukung oleh keluarga dan komunitas. Penelitian lanjutan diperlukan berkaitan dengan pengetahuan tentang makanan yang thoyyib (sehat/baik) yang sesuai untuk tumbuh kembang balita menurut ajaran Islam yang terdapat dalam Alqur’an dan sejarah hidup para nabi. Selain itu diperlukan kajian untuk mengetahui strategi dan waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan balita disiplin dalam konsumsi pangan yang sehat dan bergizi serta bentuk pengawasan dan reward yang sebaiknya diterapkan bagi balita dan perempuan agar terbentuk tubuh yang disiplin dalam praktik pemenuhan pangan.id
dc.description.sponsorshipBUDI-DN LPDP RIid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleKonstruksi Pengetahuan dan Relasi Kuasa Perempuan dalam Pemenuhan Pangan Balita di Aceh.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAcehid
dc.subject.keywordfood for babies under five years oldid
dc.subject.keywordknowledge constructionid
dc.subject.keywordpower relationsid
dc.subject.keywordwomenid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record