Show simple item record

dc.contributor.advisorBriawan, Dodik
dc.contributor.advisorSukandar, Dadang
dc.contributor.authorAdha, As Syaffa Amalia
dc.date.accessioned2022-10-24T05:01:02Z
dc.date.available2022-10-24T05:01:02Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115064
dc.description.abstractPeriode usia subur merupakan masa yang sangat penting dimana berkaitan dengan status gizi anak yang baik dimasa mendatang. Namun, Wanita Usia Subur (WUS) rentan menderita anemia terutama anemia defisiensi zat besi sehingga salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui konsumsi pangan hewani. Penelitian bertujuan menganalisis konsumsi pangan hewani dan kontribusinya dalam memenuhi kecukupan zat besi WUS di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) tahun 2014. Unit analisis dalam penelitian ini adalah anggota rumah tangga yang termasuk WUS usia 15-49 tahun. Secara keseluruhan, urutan rata-rata konsumsi pangan hewani dari yang terbesar hingga terkecil adalah kelompok ikan, hewan laut, dan olahan; daging dan olahan; telur dan olahan; susu dan olahan; jeroan dan olahan. Secara keseluruhan, rata-rata asupan zat besi WUS adalah 3,4±3,6 mg dengan tingkat kontribusi 19,3%. Jumlah WUS yang mencapai tingkat kecukupan zat besi ≥77% hanya 2%. Sebagian besar WUS yang memiliki tingkat kontribusi zat besi dibawah rata-rata (19,3%) yaitu 64,7%. Kontribusi zat besi dari konsumsi pangan hewani lebih tinggi pada usia 19-49 tahun, lebih tinggi di wilayah perkotaan, dan lebih tinggi pada status ekonomi teratas.id
dc.description.abstractReproductive age is a crucial period which related to the optimal nutritional status of children in the future. However, women of reproductive age (WRA) are prone to anemia, especially iron deficiency anemia, therefore strategy that can be done is through the consumption of animal food sources. This study aims to analyze the consumption of animal food sources and its contribution to meet the iron’s recommended dietary allowances of WRA in Indonesia. The type of data used is secondary data from the Individual Food Consumption Survey (IFCS) 2014. The unit of analysis in this study was household members whom was women of reproductive age (WRA) within 15-49 years old. Overall, the highest to the lowest average of animal food sources consumed by WRA, consecutively were fish, other aquatic animals and products; meat and products; eggs and products; milk and products; offal and products. The average iron intake was 3.4±3.6 mg with the contribution rate 19.3%. The number of WRA who reached the level of iron adequacy ≥77% was only 2%. Most of the WRA who have the level of iron contribution below the average (19.3%) is 64.7%. The contribution of iron from consumption of animal source foods is higher at the age of 19-49 years, higher in urban areas, and higher in the top economic status.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKonsumsi Pangan Hewani dan Kontribusinya terhadap Kecukupan Zat Besi pada Wanita Usia Subur di Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordasupan zat besiid
dc.subject.keywordkonsumsi pangan hewaniid
dc.subject.keywordwanita usia suburid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record