Show simple item record

dc.contributor.advisorRaffiudin, Rika
dc.contributor.advisorPriawandiputra, Windra
dc.contributor.authorPulungan, Zumaida Nur
dc.date.accessioned2022-10-07T04:12:34Z
dc.date.available2022-10-07T04:12:34Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114906
dc.description.abstractTingginya penggunaan lahan untuk perkebunan, menyebabkan konversi hutan alami menjadi lahan monokultur. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa konversi lahan berdampak terhadap perubahan faktor lingkungan, serta penurunan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan, salah satunya adalah serangga penyerbuk. Kurangnya data mengenai aktivitas terbang Tetragonula laeviceps di konversi lahan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) mempelajari aktivitas terbang T. laeviceps di hutan terfragmentasi, perkebunan karet dan semak dengan tiga tutupan hutan berbeda, yaitu tinggi, sedang dan rendah, (2) menganalisis korelasi antara faktor lingkungan dengan aktivitas terbang T. laeviceps, dan (3) mengidentifikasi polen dari tungkai belakang T. laeviceps dan tanaman berbunga di sekitar sarang T. laeviceps. Penelitian ini menggunakan lebah tanpa sengat T. laeviceps yang diletakkan pada habitat hutan terfragmentasi, perkebunan karet dan semak dengan masing-masing tiga tutupan hutan berbeda, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tutupan hutan ini dikategorikan berdasarkan luas hutan pada radius lingkaran 500 m di masing-masing lokasi penelitian. Dua koloni dari lebah tanpa sengat digunakan pada setiap tutupan hutan di setiap habitat. Pengamatan aktivitas terbang dilakukan dengan cara menghitung jumlah lebah tanpa sengat (1) keluar sarang, (2) masuk membawa polen, (3) masuk tanpa membawa polen dan (4) masuk membawa resin. Pengamatan dilakukan selama 10 menit dengan interval waktu 10 menit, masing-masing lokasi pengamatan dilakukan tiga kali ulangan. Pengukuran faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya juga dilakukan setiap 10 menit selama pengamatan aktivitas terbang. Arah terbang dari T. laeviceps juga diamati dan dicatat setiap 10 menit. Hari ketiga pengamatan dilakukan koleksi polen dari tungkai belakang T. laeviceps, lebah tanpa sengat ditangkap menggunakan jaring serangga, polen diambil menggunkan pinset dan disimpan dalam tabung 1,5 ml di dalam lemari es suhu 4 °C. Polen dari tungkai belakang T. laeviceps dan polen tanaman berbunga di acetolysis, serta diamati menggunakan mikroskop. Identifikasi polen menggunakan database atlas polen dan spora Australia (http://apsa.anu.edu.au/). Data dari studi ini menunjukkan bahwa aktivitas terbang T. laeviceps keluar sarang dan masuk dengan polen paling tinggi terjadi di hutan terfragmentasi dengan tutupan tinggi. Sedangkan aktivitas terbang masuk sarang tanpa polen dan masuk sarang membawa resin diamati di habitat perkebunan karet dengan tutupan hutan tinggi. Aktivitas terbang T. laeviceps keluar sarang, masuk sarang membawa dan tanpa membawa polen paling rendah, diamati pada habitat semak dengan tutupan hutan rendah. Pada habitat tersebut hampir tidak ada aktvitas terbang membawa ii resin. Secara keseluruhan pola dari aktivitas terbang koleksi polen terjadi pada pagi hari dan koleksi resin terjadi pada sore hari. Hasil analisis Generalized Linier Models (GLM) antara faktor lingkungan dengan aktivitas terbang T. laeviceps, umumnya ditemukan hanya suhu dan kelembaban saja yang berkorelasi dengan aktivitas terbang T. laeviceps. Sedangkan pada habitat semak dengan tutupan lahan rendah, ketiga faktor lingkungan hanya mempengaruhi aktivitas terbang keluar sarang T. laeviceps, karena tidak ada aktivitas terbang masuk sarang membawa polen dan resin. Pengamatan arah terbang dari T. laeviceps di hutan terfragmentasi, ditemukan lebih beragam dibandingkan dengan habitat perkebunan karet dan semak. Masing-masing koloni di hutan terfragmentasi memiliki dua arah terbang, sedangkan koloni pada habitat perkebunan karet dan semak, umumnya memiliki satu arah terbang. Hasil analisis polen dari tungkai belakang T. laeviceps menunjukkan, bahwa hampir disemua habitat ditemukan polen dari bunga Hevea brasiliensis kecuali di habitat hutan terfragmentasi dengan tutupan rendah. Hasil penelitian ini juga diketahui bahwa T. laeviceps hanya mengoleksi satu jenis polen pada setiap aktivitas terbang dalam mengkoleksi polen. Sebanyak 32 jenis tanaman berbunga yang teridentifikasi disekitar sarang T. laeviceps masuk ke dalam 19 famili dan hanya dua famili saja yang dikoleksi oleh T. laeviceps yaitu Rubiaceae dan Euphorbiaceae.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAktivitas terbang Tetragonula laeviceps di hutan terfragmentasi, perkebunan karet dan semak, di Provinsi Jambiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordTetragonula laevicepsid
dc.subject.keywordconverted landid
dc.subject.keywordflight activityid
dc.subject.keywordbee pollenid
dc.subject.keywordintake resourceid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record