Show simple item record

dc.contributor.advisorKartika, Juang Gema
dc.contributor.advisorSuketi, Ketty
dc.contributor.authorAndini, Fitria
dc.date.accessioned2022-08-29T04:19:47Z
dc.date.available2022-08-29T04:19:47Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114161
dc.description.abstractKatuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) adalah salah satu jenis sayuran indigenous di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan dan dosis pupuk yang sesuai guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi katuk. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor Split plot dengan petak utama adalah naungan dan anak petak adalah dosis pemupukan. Intensitas naungan terdiri dari 4 taraf, yaitu N0 (tanpa naungan), N1 (naungan 55%), N2 (naungan 65%), dan N3 (naungan 75%). Dosis pemupukan juga terdiri dari 4 taraf, yaitu P1 (50 kg ha-1), P2 (100 kg ha-1), P3 (150 kg ha-1), dan P4 (200 kg ha-1). Penelitian dilakukan dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 16 kombinasi, dengan 48 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara naungan dan dosis pemupukan. Perlakuan tunggal dosis pemupukan tidak memberikan pengaruh terhadap seluruh parameter pengamatan. Perlakuan naungan berpengaruh terhadap seluruh peubah pengamatan kecuali pada diameter batang saat pengamatan 2 MST dan 3 MST. Bobot panen komersial yang dipanen pada 8 MST mencapai hasil optimum pada aplikasi naungan 65%. Kata kunci: paranet, sayuran indigenous, dan sayuran komersialid
dc.description.abstractKatuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) is one of the indigenous vegetables in Indonesia which has the potential to be developed as an alternative vegetable to meet nutritional needs. This study aims to determine the effect of shade intensity and appropriate dose of fertilizer to increase growth and yield of katuk production. The experiment was carried out using a completely randomized block design (RKLT) with split plot factors with the main plot being shaded and sub-plots being the dose of fertilization. Shade intensity consisted of 4 levels, namely N0 (without shade), N1 (55%), N2 (65%), and N3 (75% shade). The fertilization dose also consisted of 4 levels, namely P1 (50 kg ha-1), P2 (100 kg ha-1), P3 (150 kg ha-1), and P4 (200 kg ha-1). The study was conducted with 3 replications so that 16 combinations were obtained, with 48 experimental units. The results showed that there was no interaction between shade and fertilization dose. Single treatment of dose fertilization did not give effect on all parameter of observation. Shade treatment affected all observation variables except for stem diameter at 2 WAP and 3 WAP. Commercial harvest weights harvested at 8 WAP achieved optimum yields at 65% shading applications. Keywords: commercial vegetable, indigenous vegetable, and paranetid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleTanggap Naungan dan Dosis Pemupukan pada Pertumbuhan dan Hasil Katuk (Sauropus androgynus (L). Merr).id
dc.title.alternativeResponse of Shade and Fertilizer Dosage on Growth and Yield of Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.).id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordcommercial vegetableid
dc.subject.keywordindigenous vegetableid
dc.subject.keywordparanetid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record