Show simple item record

dc.contributor.advisorFauzi, Anas Miftah
dc.contributor.advisorIrawadi, Tun Tedja
dc.contributor.advisorDjatna, Taufik
dc.contributor.authorUsman, Yulita Veranda
dc.date.accessioned2022-08-26T06:31:54Z
dc.date.available2022-08-26T06:31:54Z
dc.date.issued2022-07-13
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114116
dc.description.abstractLogistik balik adalah proses pengembalian produk dari lokasi pelanggan yang bertujuan menciptakan nilai tambah. Aliran produk dalam jaringan logistik balik mengikuti aliran dari jaringan distribusi produknya. Struktur jaringan logistik balik secara umum terdiri dari pelanggan yang mengembalikan produk, lokasi pengumpulan (collection center) produk, lokasi pemulihan/perbaikan produk (recovery/repair center), dan lokasi pembuangan (disposal center). Pada lokasi pengumpulan dilakukan aktivitas inspeksi dan penyortiran untuk menentukan tindakan yang tepat terhadap produk yang dikembalikan sesuai dengan kondisi pada saat pengembalian dilakukan. Logistik balik produk pangan segar halal menjadi sangat penting, khususnya dalam memelihara kualitas kehalalan dan keamanan pangan. Dalam proses logistik baliknya, produk pangan segar halal rentan rusak (perishable) dan terjadi kontaminasi, pencampuran, dan kesalahan dalam pelabelan. Begitu pula pada ayam potong halal (APH) yang merupakan objek dalam penelitian ini. APH merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dipilih karena gaya hidup sehat yang semakin marak dan harganya yang relatif terjangkau. Permasalahan dalam logistik balik APH adalah berat APH dikembalikan yang tidak banyak, lamanya waktu pengembalian yang diperlukan, penanganan di lokasi pelanggan, dan hampir tidak ada nilai tambah yang diberikan terhadap APH yang dikembalikan. Tujuan penelitian ini secara umum adalah meminimumkan waktu dan biaya logistik balik, serta meningkatkan nilai tambah yaitu dengan melakukan analisis jaringan dan identifikasi faktor penting pada logistik balik APH; identifikasi, analisis, dan pengembangan model proses bisnis logistik balik APH; serta pembangunan model simulasi transportasi pengembalian APH, model klaster multi-product multi-layer logistik balik APH, dan model klasifikasi bagi APH yang dikembalikan. Jaringan logistik balik APH mengikuti jaringan distribusinya. Kinerja logistik balik APH ditentukan oleh layanan yang mampu diberikan dan efisiensi biaya yang timbul dari aktivitas logistik balik APH. Model proses bisnis logistik balik APH merupakan proses lintas fungsi (cross-functional) yang menggambarkan proses pengembalian APH dan aktivitas utama logistik balik. Aktor yang terlibat dalam proses logistik balik APH ini terdiri dari staf quality assurance, staf lokasi karantina, transporter, dan pelanggan (distributor, toko, hotel, restoran, dan kafe). Model proses bisnis logistik balik APH digambarkan dengan metode BPMN. Model simulasi Monte Carlo digunakan dalam pelaksanaan aktivitas utama logistik balik APH, yaitu pengumpulan APH, inspeksi, dan penyortiran. Dataset dalam simulasi Monte Carlo diperoleh dari hasil membangkitkan bilangan acak dari setiap atribut input yang digunakan dengan sejumlah pengulangan percobaan. Interval data input yang digunakan dan distribusi probabilitasnya diperoleh dengan menggunakan asumsi-asumsi yang diperlukan. Model simulasi transportasi pengambilan APH menggunakan perhitungan jarak haversine dan problem minimum spanning tree untuk menentukan rute pengambilan dengan jarak terdekat dari lokasi pelanggan ke lokasi pengumpulan. Pemilihan rute dengan jarak terdekat menghasilkan waktu perjalanan yang lebih singkat. Simulasi menunjukkan sebaran biaya transportasi yang dipengaruhi pula oleh berat APH yang dikembalikan dan moda transportasi yang digunakan, termasuk di dalamnya penggunaan jasa pihak ketiga dan kapasitas moda transportasi (truk). Berat APH yang dikembalikan yang tidak terlalu besar mengharuskan perusahaan untuk mempertimbangkan jadwal pengambilan APH sehingga kapasitas truk yang digunakan dapat dimaksimalkan dan meminimalkan biaya sewa truk. Sebaran biaya transportasi menunjukkan biaya minimum sebesar Rp600.000, sama dengan biaya sewa harian. Probabilitas biaya transportasi minimum diperoleh pada kondisi lalu lintas normal sebesar 14-15%, namun probabilitas tersebut dapat ditingkatkan sampai dengan 30% berdasarkan asumsi distribusi uniform kontinu. Biaya transportasi minimum tersebut diperoleh dengan mensimulasi dua pemilihan rute pengambilan APH, yaitu dengan dan tanpa pembagian wilayah kota serta tiga skenario kepadatan lalu lintas, yaitu normal, padat, dan macet. Dengan sistem layanan harga tetap dalam penyewaan truk, maka berat APH merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap variasi biaya transportasi pengambilan APH. Model klaster APH multi-layer multi-product digunakan sebagai dasar pelaksanan proses sampling untuk dikirim ke lokasi pemulihan/perbaikan yang sesuai. Atribut-atribut yang digunakan sebagai dasar pengelompokkan APH adalah umur simpan, temperatur internal, total plate count, bau, dan tampilan fisik (physical appearance), serta masa berlaku sertifikasi halal RPU dan penanganan halal di lokasi pelanggan. Atribut kualitas APH tersebut merupakan atribut yang mempengaruhi kehalalan dan keamanan APH untuk dikonsumsi. Pada tahap klaster pertama digunakan algoritma DBSCAN dan diperoleh dua klaster APH. Klaster tahap kedua dengan metode STRATA diperoleh persentase probabilitas (probability percentage) dan berat APH yang dikirim ke masing-masing layer pengembalian APH yang sesuai. Pada klaster tahap kedua diperoleh APH yang dikembalikan ke sistem distribusinya sebesar 727,03 kg (23%), diproses sebagai bahan baku produk pangan olahan 695,42 kg (22%) dan non-pangan 758,64 kg (24%), serta diproses untuk dibuang dengan aman 979,91 kg (31%). Model klasifikasi APH yang dikembalikan menghasilkan 14 aturan (rules) untuk membantu menentukan pilihan pemulihan produk yang sesuai dengan kondisi APH. Klasifikasi APH dilakukan berdasarkan variabel input, yaitu lima atribut kualitas APH dan tipe (klaster) APH. Pilihan pemulihan produk terhadap APH yang dikembalikan merupakan target luaran (output). Pilihan pemulihan produk terdiri dari 4 (empat) alternatif dengan sebaran probabilitas adalah sebagai berikut: produk non-pangan (50%), disposal (44%), pengemasan kembali sebagai APH (5%), dan pangan olahan halal (1%). APH yang dikembalikan yang dapat diproses menjadi produk pangan halal kurang dari 6%. Peningkatan probabilitas produk pangan halal dan penurunan disposal APH dapat dilakukan dengan meningkatkan layanan dalam jaringan logistik balik APH serta komunikasi antara RPU dan pelanggannya dengan tetap memperhatikan faktor biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan proses logistik balik APH dan penyediaan fasilitas yang dibutuhkan. Hal ini akan mempengaruhi pula kinerja jaringan logistik balik APH secara keseluruhan.id
dc.description.sponsorshipKEMRISTEKDIKTI BUDI-LPDPid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModel Simulasi Pengembalian Produk Pada Jaringan Logistik Balik Ayam Potong Halalid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordayam potong halalid
dc.subject.keywordlogistik balikid
dc.subject.keywordMonte Carloid
dc.subject.keywordmodel simulasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record