Karakterisasi dan Evaluasi Delapan Genotipe Hotong (Setaria italica L. Beauv) Hasil Eksplorasi
Date
2022Author
Dewi, Yuli Irvana
Ardie, Sintho Wahyuning
Suwarno, Willy Bayuardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Hotong (Setaria italica L. Beauv) ialah sumber karbohidrat yang mampu
beradaptasi baik di lingkungan kering dan kurang subur. Tanaman ini memiliki
kandungan protein, kalsium, dan antioksidan yang cukup tinggi dibandingkan padi
dan jagung. Pemanfaatan hotong sebagai sumber pangan di Indonesia masih
terbatas karena belum adanya varietas unggul hotong yang dilepas. Penelitian ini
bertujuan mengetahui karakter agronomi dan karakter morfologi dari empat
genotipe hotong hasil eksplorasi dan empat genotipe pembandingnya. Percobaan
dilaksanakan pada bulan Februari - September 2021 di Kebun Percobaan
Cikabayan Bawah IPB. Penelitian ini terdiri atas tiga percobaan, setiap percobaan
disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktor tunggal
dengan delapan ulangan. Bahan penelitian yang digunakan terdiri atas empat
genotipe hasil eksplorasi yaitu Hambapraing, Mauliru#2, Toraja, dan NTB-1, dan
empat genotipe pembanding yaitu ICERI-5, ICERI-6, Botok-4, dan Botok-10.
Berdasarkan scatter plot dan dendrogram yang dibangun, delapan genotipe yang
diamati terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok A terdiri dari genotipe
ICERI-5, ICERI-6, dan Toraja dengan produktivitas yang rendah dan umur panen
yang singkat. Kelompok B terdiri dari genotipe Mauliru#2, Hambapraing, NTB-1,
Botok-4, dan Botok-10 dengan produktivitas yang tinggi dan umur panen yang
cukup lama. Foxtail millet (Setaria italica L. Beauv) is a source of carbohydrates that
adapt well in dry and less fertile environments. Foxtail millet contains higher
protein, calcium, and antioxidants compared to rice and corn. The utilization of
foxtail millet in Indonesia as food is still limited and there is no superior variety of
foxtail millet has been released in the country. The objective of this study was to
characterize foxtail millet genotypes collected from exploration. The study was
conducted from February - September 2021 at the Cikabayan Experimental Field,
IPB University. The study consisted of three experiments, each experiment was
arranged in a randomized complete block design (RCBD) with eight replications.
Foxtail millet genotypes used in this study were four genotypes collected from
exploration activity namely Hambapraing, Mauliru#2, Toraja, and NTB-1, and four
check genotypes namely ICERI-5, ICERI-6, Botok-4, and Botok-10. Based on the
constructed scatter plot and dendrogram, the eight observed genotypes were
divided into two large groups. Group A consists of the genotypes ICERI-5, ICERI6, and Toraja with low productivity and early maturity. Group B consists of
genotypes Mauliru #2, Hambapraing, NTB-1, Botok-4, and Botok-10 with high
productivity and late maturity.