dc.description.abstract | Tempe merupakan salah satu produk fermentasi asli Indonesia. Di luar berbagai efek fungsional kesehatannya, karakteristik tempe yang mudah rusak menghambat pemanfaatannya secara luas. Seringkali menjadi terlalu difermentasi dan tidak dikonsumsi lebih lanjut. Fermentasi lanjut ini masih menyimpan senyawa nutrisi yang cukup signifikan, terutama kandungan proteinnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan nugget berbahan baku produk tempe busuk. Nugget dipilih karena cukup populer di kalangan masyarakat. Seratus gram tempe fermentasi lanjut mengandung protein, lemak, karbohidrat dan serat masing-masing sebanyak 16,65g, 11,86g, 6,79g, dan 11,08g. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan dan tiga jenis perlakuan digunakan pada penelitian ini. Tiga taraf proporsi tempe busuk dengan tepung terigu yang diterapkan pada formula adalah F1 (1:2), F2 (1:1) dan F3 (2:1). Uji penerimaan dan preferensi dilakukan untuk mengevaluasi parameter sensorik formula dan selanjutnya digunakan sebagai kriteria pemilihan formula. Hasilnya menunjukkan bahwa formula dengan F2 (1:1) tempe busuk terpilih sebagai formula terbaik. Analisis proksimat membuktikan bahwa nugget tempe busuk mengandung protein yang signifikan yaitu 16,57% yang memungkinkan 11,05-16,58% dari kecukupan protein harian untuk remaja. | id |