Adaptasi anatomis pohon roof garden
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya suatu bentuk alternatif taman yang berada di atap suatu bangunan (roof garden) yang disebabkan oleh semakin terbatasnya lahan yang telah digunakan untuk menyediakan ruang bagi kebutuhan masyarakat atau pembangunan secara horizontal. Keadaan udara pada level bangunan yang tinggi akan berbeda dengan keadaan udara di tempat yang lebih rendah. Hal ini dapat mempengaruhi bentuk adaptasi tanaman pohon pada khususnya untuk dapat hidup dengan baik di roof garden. Penelitian mengambil tempat di roof garden kondominium Taman Anggrek, Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mempelajari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (Stres) pada roof garden terhadap adaptasi anatomis tanaman pohon di roof garden. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil contoh sampel iklim terlebih dahulu pada dua lokasi yaitu pada tempat roof garden dengan non-roof garden. Pengambilan sampel iklim meliputi kecepatan angin, kelembaban dan suhu udara. Hasil yang didapat adalah kecepatan angin pada roof garden lebih besar dari non-roof garden dengan kelembaban dan suhu udara yang lebih rendah pada roof garden. Hasil pengukuran iklim ini menunjukkan bahwa lokasi roof garden memiliki keadaan udara yang sejuk berangin. Tanaman pohon yang telah dipilih yaitu pohon Bauhinia purpurea, Erythrina christa-galli, Mussaenda erythophylla, dan Wodyetia bifurcata yang kemudian diamati baik secara visual maupun anatomis. Pengamatan secara visual meliputi keadaan pertumbuhan dan kesegaran dan hijau daun. Pengamatan anatomis dilakukan pada daun dan akar. Pada daun diamati stomata, untuk mengetahui kerapatan stomata; trikoma, untuk mengetahui panjang dan kerapatan trikoma; serta ketebalan daun untuk melihat keberadaan lapisan lilin. Pada akar diamati xilem untuk mempelajari konduktivitas akar atau kemampuan pohon dalam menyerap air. Dari hasil perhitungan ini kemudian diolah secara statistik dengan regresi sederhana antara kemampuan penyerapan air dari hasil perhitungan konduktivitas akar dengan transpirasi yang didekati dari jumlah stomata. Hubungan antara konduktivitas akar dengan trikoma yang merupakan bentuk modifikasi epidermis juga dilakukan, dimana trikoma dapat berperan dalam membatasi pengeluaran air yang berlebihan. Lapisan lilin merupakan bentuk modifikasi lain yang dapat mempengaruhi pengeluaran air. Dari hasil penelitian, konduktivitas yang berhubungan dengan stomata daun terdapat pada tanaman Bauhinia purpurea, dan Wodyetia bifurcata, sehingga menunjukkan bahwa konduktivitas merupakan bentuk adaptasi yang signifikan pada lingkungan roof garden. Namun pada pohon Erythrina christa-galli dan Mussaenda erythophylla menunjukkan bahwa bentuk adaptasi merupakan fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh bentuk anatomi lain seperti lapisan lilin dan trikoma. Dapat disimpulkan, tanaman yang tahan berada di roof garden adalah pohon Bauhinia purpurea, dari segi anatomis memiliki hubungan konduktivitas akar dengan stomata dan trikoma yang menunjukkan penyesuaian, dengan bentuk visual yang lebih baik dari ke-3 pohon lainnya dan pohon Wodyetia bifurcata yang secara anatomi memiliki stomata yang menyesuaikan terhadap lingkungan roof garden kemudian dari segi visual pohon menunjukkan bentuk pertumbuhan yang baik namun memiliki kualitas daun yang tidak terlalu segar.Selanjutnya pohon dadap merah (Erythrina christa-galli) diperkirakan merupakan pohon yang menunjukkan bentuk adaptasi yang kompleks yang dapat dipengaruhi oleh lapisan lilin maupun bentuk adaptasi lain yang belum diketahui. Bentuk visual pohon menunjukkan bentuk yang kurang baik yang terlihat dari pertumbuhan dan kesegaran pohon. Kemudian pohon Mussaenda erythophylla diperkirakan bukan pohon yang dapat tahan pada lingkungan roof garden, hal ini ditinjau dari bentuk trikoma yang kurang mendukung pohon untuk hidup di lingkungan roof garden, kemudian dari bentuk visual, pohon ini memiliki bentuk pertumbuhan yang normal namun memiliki kualitas daun yang kurang segar. Pohon dengan daun yang memiliki trikoma (rambut) dan lapisan lilin dapat direkomendasikan sebagai pohon yang baik digunakan pada lokasi roof garden. Walaupun demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengamatan visual estetika pohon-pohon yang sering digunakan dalam desain lanskap secara lebih mendetail dan lengkap. Selain itu Indentifikasi faktor-faktor ganda (Multiple factor) yang dapat mempengaruhi adaptasi, perlu dilakukan serta pengukuran konduktivitas stomata yang lebih modern agar didapat nilai yang akurat.
Collections
- Landscape Architecture [123]