dc.description.abstract | Salah satu satwa liar di Indonesia yang terancam kepunahannya adalah Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Untuk mempertahankan kelestarian hewan tersebut dilakukan beberapa pengendalian salah satunya pengendalian kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi cacing saluran pencernaan ternak sapi yang berada di sekitar Taman Nasional Way Kambas dan menambah informasi tentang kejadian infeksi cacing parasitik pada satwa liar yang ditangkarkan khususnya Badak Sumatera. Sebanyak 30 sampel tinja sapi diperoleh dari 6 desa kemudian diperiksa secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode sedimentasi dan McMaster. Hasil penelitian menunjukkan adanya jenis-jenis cacing parasitik menurut tipe telur dan prevalensinya, yaitu Paramphistomum(23,33 %), strongylid (23,33 %), capillarid (20 %), Fasciola (13,33 %), Toxocara (13,33 %), Strongyloides (3,33 %) dan Moniezia (3,33 %) dengan total prevalensi sebesar 70 %. Sedangkan derajat infeksi masing-masing adalah capillarid adalah 64,40±291,10 TTGT, Toxocara 57,80±187,50 TTGT, strongylid 31,10±73,70 TTGT, Strongyloides 6,67±36,51 TTGT, Moniezia 4,44±23,34 TTGT, Paramphistomum 1,40±3,85 TTGT, dan TTGT Fasciola adalah 0,30± 0,98. Berdasarkan jenis-jenis cacing yang ditemukan pada Badak Sumatera di Suaka Rhino Sumatera, kemungkinan terjadinya transmisi pada badak di lingkungan penangkaran dapat terjadi. Kata kunci : Cacing saluran pencernaan, sapi, Badak Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, prevalensi | id |