Implikasi Perubahan Intensitas Penebangan Terhadap Kelestarian Tegakan Merbau Di Iuphhk-Ha Pt. Wijaya Sentosa, Provinsi Papua Barat
LAPORAN PENELITIAN
Abstract
Tercapainya kelestarian produksi kayu merbau (Instia bijuga) merupakan salah
satu tujuan pengelolaan hutan produksi di IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa (PTWS),
Provinsi Papua Barat. Kelestarian produksi kayu dapat dicapai apabila tingkat
penebangan tegakan tidak melebihi kemampuan pertumbuhan dan regenerasi
tegakannya. Oleh karena itu, Intensitas Penebangan (IP) yang optimal perlu ditetapkan
sebelum melakukan penebangan pada suatu blok Rencana Kerja Tahunan (RKT). Sampai
saat ini, PTWS menerapkan IP 64% untuk penebangan tegakan merbau pada suatu blok
RKT. Namun untuk blok RKT 2021–2022, PTWS berencana untuk meningkatkan IP
menjadi 70%. Penerapan IP 70% tersebut perlu dikaji lebih lanjut implikasinya terhadap
kelestarian hasil kayu dan stok tegakan setelah penebangan. Kajian ini bertujuan untuk
menganalisis implikasi peningkatan IP terhadap kelestarian tegakan merbau dan
merekomendasikan strategi-strategi pengelolaan tegakan merbau yang perlu dilakukan
oleh PTWS.
Kajian ini mensimulasikan dinamika tegakan pada blok RKT 2021–2022 dengan
menggunakan model dinamika berbasis matriks transisi dari hasil kajian sebelumnya
(Rusolono et al., 2019). Data hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP), data
Petak Ukur Permanen (PUP), dan data hasil analisis vegetasi (Anveg) dianalisis untuk
menyusun struktur tegakan merbau sebagai input utama model dinamika tegakan.
Adapun proporsi komponen-komponen dinamika tegakan (ingrowth, upgrowth,
mortality) dalam model dinamika tersebut diasumsikan sama dengan kondisi areal bekas
tebangan pada PUP Petak AV35. Simulasi dilakukan dengan menggunakan IP 64% dan
70%, limit diameter penebangan 50 cm, rotasi 30 tahun, dan dua skenario laju ingrowth:
0.33 pohon/ha/3 tahun (skenario I1) dan 1 pohon/ha/3 tahun (skenario I2). Hasil
simulasi dianalisis lebih lanjut untuk menilai kelestarian tegakan merbau dalam hal
ketersediaan tegakan layak tebang (50-up cm), ketersediaan tegakan regenerasi
(diameter 10–49 cm), dan hasil penebangan (jumlah pohon dan volume kayu) dalam
jangka waktu 120 tahun (4 rotasi). dst ...
Collections
- Research Report [232]