Show simple item record

dc.contributor.advisorPramukanto, Qodarian
dc.contributor.authorYvandhini, Margaretha Yvandhini
dc.date.accessioned2022-07-27T01:16:00Z
dc.date.available2022-07-27T01:16:00Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112868
dc.description.abstractJakarta merupakan kota metropolitan sekaligus ibukota negara Indonesia dengan laju urbanisasi yang meningkat setiap tahunnya. Urbanisasi dan pesatnya pembangunan mengakibatkan budaya lokal Jakarta yaitu Betawi perlahan tergerus. Bertempat di pesisir Jakarta, Marunda adalah sebuah kelurahan di Cilincing, Jakarta Utara, di mana kebanyakan penduduknya merupakan orang Betawi, dan merupakan tempat dari dua situs cagar budaya penting yaitu Rumah Si Pitung dan Masjid Al-Alam. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi rencana lanskap untuk pelestarian kawasan budaya Betawi di Marunda, Jakarta Utara. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan mengidentifikasi karakteristik lanskap dan ancaman serta menilai signifikansi budaya dengan memberikan skoring tiap area menggunakan empat kriteria nilai signifikansi budaya dari Piagam Burra (Australia ICOMOS 1999) yaitu nilai estetika, sejarah, sosial, dan alamiah. Pada tahap perencanaan lanskap dihasilkan dua alternatif rencana menggunakan pendekatan berbeda yaitu pendekatan adaptatif dan restoratif. Luaran penelitian ini adalah gambar rencana lanskap, rencana vegetasi, rencana sirkulasi, dan gambar potongan.id
dc.description.abstractJakarta is a metropolis as well as the capital city of Indonesia with increased rate of urbanization each year. Urbanization and steadily increasing development result in the cultures of the local ethnic group of Jakarta, Betawi, to slowly erode over time. Located in Jakarta’s coastal area, Marunda is a sub-district in Cilincing, North Jakarta, where most of its settlers are of Betawi ethnicity, and is home to two important cultural heritage sites such as Rumah Si Pitung and Al-Alam Mosque. This study aims to create a landscape planning recommendation for the conservation of Betawi cultural landscape of Marunda, North Jakarta. This research uses quantitative and qualitative methods by identifying landscape characteristics and potential threats then assessing the cultural significance by giving scores to each area using four criteria in Burra Charter (Australia ICOMOS 1999): aesthetics, historical, social, and natural significance. The landscape planning produces two alternative plans using different approaches which are adaptational approach and restorational approach. The outputs of this research are in the form of landscape plans, vegetation plans, circulation plans, and section drawings.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerencanaan Lanskap untuk Pelestarian Kawasan Budaya Betawi di Marunda, Jakarta Utaraid
dc.title.alternativeLandscape Planning for the Conservation of Betawi Cultural Landscape in Marunda, North Jakartaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordbudaya Betawiid
dc.subject.keywordMarundaid
dc.subject.keywordpelestarian lanskapid
dc.subject.keywordperencanaan lanskapid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record