Peran Fintech dalam Pengembangan Usaha Budidaya Udang Vaname

Abstract

Komoditas ekspor andalan Indonesia pada sektor perikanan salah satunya adalah udang vaname (Litopenaeus vannamei). Kegiatan akuakultur membutuhkan modal dalam menunjang kegiatan budidaya untuk memenuhi biaya operasional dan proses distribusi budidaya dari hulu hingga hilir. Hambatan yang dihadapi dalam kegiatan budidaya diantaranya yakni akses permodalan yang terbatas dalam pengembangan usaha akuakultur. Fintech merupakan layanan keuangan secara online yang menggabungkan keuangan dan teknologi dengan peranan yang cukup penting karena dapat meningkatkan akses finansial pembudidaya. Fintech yang bergerak dalam mendukung kegiatan akuakultur salah satunya adalah Infishta. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis peran pendanaan fintech dalam pengembangan dan keberlanjutan usaha budidaya udang vaname. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali fakta terkait manfaat pendanaan fintech terhadap usaha akuakultur dengan menggunakan metode studi kasus yang terdiri dari data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendanaan senilai 30% yang diberikan fintech dari total biaya dapat memberikan tambahan modal untuk pengembangan usaha dengan penambahan luas lahan produksi dari 26,8 ha menjadi 41,4 ha. Produksi yang dihasilkan meningkat menjadi 45,11 ton dari 32,24 ton akibat adanya penambahan luas lahan produksi. Berdasarkan aspek finansial, usaha budidaya udang vaname yang dilakukan layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV > 0, net B/C ≥ 1, dan IRR > discount factor serta sensitif terhadap penurunan tingkat kelangsungan hidup dan kenaikan harga pakan. Namun, pada klaster C sesudah pengembangan usaha tidak memenuhi kriteria aspek finansial sehingga tidak layak dijalankan.

One of Indonesia's primary export commodities in the fishery is vaname shrimp (Litopenaeus vannamei). Aquaculture activities require capital to support cultivation activities to meet operational costs and the distribution process of cultivation from upstream to downstream. Obstacles faced in cultivation activities include limited access to capital in the development of aquaculture businesses. Fintech is an online financial service that combines finance and technology with a reasonably significant role because it can increase the financial access of cultivators. Fintech engaged in supporting aquaculture activities, one of which is Infishta. This study aims to analyze the role of fintech funding in the development and sustainability of vaname shrimp farming businesses. This study is intended to explore facts related to the benefits of fintech funding to aquaculture businesses using a case study method consisting of primary and secondary data. The results showed that funding worth 30% of fintech's total cost could provide additional capital for business development by increasing the production land area from 26.8 ha to 41.4 ha. The production increased to 45.11 tons from 32.24 tons due to the increase in land area. Based on the financial aspect, the vaname shrimp farming business that is carried out is feasible to run because it has an NPV value of > 0, net B/C ≥ 1, and IRR > discount factor and is sensitive to decreases in survival rates and increases in feed prices. However, in cluster C, after business development, it does not meet the criteria for financial aspects, so it is not feasible to run.