Analisis Spasial Data Panel pada Studi Kasus Anak Putus Sekolah di Jawa Barat
Date
2022Author
Mirrahma, Aliyah Aisyiyah
Sulvianti, Itasia Dina
Djuraidah, Anik
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki banyak anak putus sekolah di Indonesia. Putus sekolah merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemajuan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pendidikan. Banyaknya anak putus sekolah di suatu daerah dapat menurunkan kualitas SDM yang dapat memengaruhi beberapa faktor di masyarakat, seperti faktor ekonomi, geografi, dan sosial budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model spasial data panel terbaik berdasarkan matriks pembobot spasial dan menentukan peubah-peubah yang memengaruhi anak putus sekolah di Jawa Barat dari tahun 2017 hingga 2020. Matriks pembobot yang digunakan adalah matriks queen contiguity, jarak invers, jarak eksponensial, dan k-tetangga terdekat (k-nearest neighbor). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah anak putus sekolah sebagai peubah respon, sedangkan indeks pembangunan manusia (IPM), laju produk domestik regional bruto (PDRB), persentase penduduk miskin, tingkat pengangguran terbuka (TPT), kepadatan penduduk, dan rata-rata lama sekolah sebagai peubah penjelas yang diamati dari tahun 2017-2020 di Jawa Barat. Metode yang digunakan meliputi eksplorasi data, pemilihan model panel, dan analisis spasial panel. Hasil penelitian menunjukkan model terbaiknya adalah model spasial panel acak dengan matriks pembobot spasial jarak eksponensial. Model tersebut memenuhi semua asumsi dan menghasilkan nilai AIC terkecil. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata adalah PDRB, TPT, dan rata-rata lama sekolah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan pemerataan bantuan dana operasional sekolah untuk semua jenjang serta bantuan untuk masyarakat golongan ekonomi rendah guna menurunkan angka putus sekolah yang diakibatkan oleh rendahnya perekonomian. Pemerintah juga dapat melakukan sosialisasi terkait pentingnya bersekolah setidaknya minimal sampai lulus jenjang SMA agar dapat menurunkan permasalahan tingkat pengangguran, sehingga anak-anak dapat bersaing dalam dunia kerja. West Java Province is one of the provinces that has many out-of-school children in Indonesia. Dropout is one indicator to measure the progress of human resources (HR) in the field of education. The number of children dropping out of school in an area can reduce the quality of human resources, which can affect several factors in society, such as economic, geographical, and socio-cultural factors. This study aims to determine the best spatial model of panel data based on the spatial weighting matrix and determine the variables that affect dropouts in West Java from 2017 to 2020. The weighting matrix used is the queen contiguity matrix, inverse distance, exponential distance, and k-nearest neighbor. The data used in this study is dropping out students as response variables, while the human development index or HDI, GRDP rate, percentage of the poor, open unemployment rate or TPT, amount of solidity inhabitant, and average length of school period as explanatory variables observed from 2017-2020 in West Java. The method that is used includes data for exploration, panel model election, and spatial panel analysis. The result of research shows that there is a spatial dependence on the response variable, so used a spatial autoregressive (SAR) panel model with a fixed effect and an exponential distance weighting matrix. The model fulfills all assumptions and produces the smallest AIC. The variables that have a significant effect on dropping out students are GRDP rate, open unemployment rate and average length of school. The West Java Provincial Government needs to distribute school operational funds for all levels as well as assistance for low-income people in order to reduce the dropout rate caused by the low economy. The government can also conduct socialization related to the importance of going to school at least until graduating from high school, so that it can reduce the problem of the unemployment rate, so that children can compete in the world of work.