Studi Pengendalian Hayati Hama di Indonesia: Sebuah Telaah Sistematis

Abstract

Penelitian pengendalian hayati di Indonesia sudah cukup banyak dilakukan, tetapi sejauh ini belum ada analisis sistematis mengenai sejauh mana penelitian ini menghasilkan teknologi pengendalian hayati yang dapat dipraktikkan di lapang. Analisis ini penting untuk dilakukan agar dapat diketahui informasi dasar (baseline information) mengenai penelitian pengendalian hayati sejauh ini serta memberikan arah riset pengendalian hayati kedepannya. Telaah sistematik ini diharapkan pula dapat digunakan untuk pembaharuan arah riset pengendalian hayati kedepan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan telaah sistematis terhadap riset pengendalian hayati yang dilakukan di Indonesia selama 20 tahun terakhir. Semua artikel didapatkan dari berbagai pangkalan data yang ditelusuri dengan kata kunci yang berhubungan dengan pengendalian hayati. Pemilihan artikel dilakukan sesuai kriteria kelayakan literatur. Dari hasil penelusuran tersaring 453 artikel dimana 269 diantaranya adalah artikel yang fokus pada parasitoid dan predator. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan riset yang signifikan terhadap pengendalian hayati selama 20 tahun terakhir. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pengendalian hayati di Indonesia didominasi riset mengenai patogen. Khusus untuk predator dan parasitoid dilakukan analisis lebih dalam dan hasilnya dapat diketahui bahwa penelitian didominasi riset untuk tanaman padi sedangkan fokus penelitian yang paling banyak diteliti adalah identifikasi dan studi biologi musuh alami. Penelitian-penelitian tersebut masih membahas ilmu-ilmu dasar dan belum mengarah pada musuh alami potensial yang siap dipakai untuk skala besar. Selama 20 tahun terakhir ini tercatat empat musuh alami yang dilaporkan dalam pelepasan skala besar yaitu Anagyrus lopezi, Lanius schach, Tetrastichus brontispae, dan Trichogramma spp.. Riset mengenai pelepasan tersebut masih terbatas pada kemapanan musuh alami dan atau mortalitas hama sasaran. Riset pelepasan belum mengarah pada pengukuran keberhasilannya sehingga menjadi salah satu poin arah penelitian kedepan.

Biological control research in Indonesia has a long history since it was started by the Dutch scientists more thatn 100 years ago. Currently, the number of research on biological control has arisen, but there has been no systematic analysis of how this research produces technology that can be practiced in the field. This analysis is essential since it provides a baseline information about biological control research and provide future research direction on biological control. This systematic review is also expected to provide information for the future research direction on biological control. This study aims to conduct a systematic review of biological control research conducted in Indonesia over the past 20 years. All articles were obtained from various databases and searched for keywords related to biological control. The selection of articles is carried out according to the eligibility criteria. Based on searches, 453 articles were screened, of which 269 articles were focused on parasitoids and predators. This study shows a significant increase in research on biological control over the past 20 years. From the results, it can be seen that biological control research in Indonesia was dominated by research on pathogens. Further analysis were done on research on predators and parasitoids and the results showed that the most research commodity is paddy rice while the focus of research was dominated by identification and biology study of natural enemies. These studies mainlystill address the basic sciences and have not led to potential natural enemies ready to be released on a large scale. There are four natural enemies that have been reported in large-scale applications: Anagyrus lopezi, Lanius schach, Tetrastichus brontispae, and Trichogramma spp. Research on the release of the natural enemies was still limited to establishment of the natural enemy and/or mortality of the target pest. Research on the release has not led to measuring its success, so it has become one of the points of future research direction.