Show simple item record

dc.contributor.advisorHutagaol, Manuntun Parulian
dc.contributor.advisorHartoyo, Sri
dc.contributor.advisorNuryartono, Nunung
dc.contributor.authorSinaga, Roeskani
dc.date.accessioned2022-04-28T03:35:36Z
dc.date.available2022-04-28T03:35:36Z
dc.date.issued2022-04-27
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111696
dc.description.abstractTopik ketahanan pangan adalah isu yang menarik untuk dibahas, karena ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan kondisi kestabilan suatu negara. Pangsa pengeluaran pangan bisa menjadi indikator untuk mengukur kesejahteraan suatu negara. Dengan demikian permasalahan pangan berkaitan ketersediaan (penyediaan dan distribusi), keterjangkauan (harga pangan) dan pemenuhan konsumsis (pola konsumsi) merupakan topik yang menarik untuk dikaji terutama kaitannya dengan pemenuhan pangan yang cukup, aman bermutu dan bergizi seimbang melalui ketersediaan dan diversifikasi pangan. Tingkat kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi oleh masayrakat ditentukan oleh tingkat harga pangan dan pendapatan rumahtangga. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia adalah gagalnya pemenuhaan konsumsi pangan penduduk secara layak. Kebijakan yang sudah dilakukan pemerintah tentu mempertimbangkan tingkat sensivitas konsumen oleh elastisitas pangan. Rumahtangga perdesaan dan perkotaan masih terkonsentrasi pangan pokoknya dari beras. Inilah salah satu alasan pemerintah selalu menjaga stabilitas harga beras sebagai pangan pokok. Berbagai kebijakan sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menggeser pangan pokok beras menjadi non – beras. Sayangnya kebijakan yang diambil oleh pemerintah masih terfokus ke pada produksi dan distribusi beras, contohnya bantuan benih unggul padi, subsidi pupuk untuk tanaman padi, perbaikan irigasi untuk padi dan food estate yang masih untuk padi. Dengan demikian program diversifikasi pangan akan sulit untuk dicapai karena belum didukung dengan implimentasi dan kebijakan – kebijakan yang memberdayakan pangan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pangsa pengeluaran rumahtangga terhadap pangan di Pulau Jawa, menganalisis diversifikasi pangan rumahtangga di Pulau Jawa, mengkaji perbedaan pengaruh pendapatan dan harga pangan terhadap diversifikasi pangan di Pulau Jawa, menganalisis fungsi permintaan pangan rumahtangga di Pulau Jawa, menganalisis respon permintaan pangan terhadap perubahan harga pangan dan perubahan pendapatan rumahtangga di Pulau Jawa dan merumuskan alternatif kebijakan pangan yang tepat untuk meningkatkan ketahanan pangan di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode Maret 2015, Maret 2016 dan Maret 2017 yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini menggunakan metode analisis Berry Indeks (BI) dan Berry Indeks Modifikasi (MBI) untuk mengukur tingkat diversifikasi pangan rumah tangga. Rumahtangga akan dikelompokkan kedalam 4 golongan tingkat pendapatan. Untuk menganalisis model permintaan pangan maka digunakan metode analisis ekonometrika dengan model Liniear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS) dengan mengelompokkan pangan ke dalam 12 kelompok pangan. Hasil analisis menyataKan komoditas beras masih merupakan bahan pangan penting bagi masyarakat Pulau Jawa, tetapi seiring dengan meningkatnya golongan pendapatan rumah tangga maka proporsi konsumsi beras juga mengalami penurunan dan beralih ke konsumsi makanan dan minuman jadi. Konsumsi beras lebih tinggi di wilayah perdesaan daripada di perkotaan untuk setiap kelompok golongan pendapatan. Pangsa pengeluaran komoditas padi-padian masih tergolong tinggi untuk kelompok golongan pendapatan rendah. Artinya rumah tangga miskin masih menggantungkan konsumsi karbohidratnya di komoditas beras. Ini akan mempersulit untuk mencapai diversifikasi pangan. Tingkat diversifikasi pangan tergolong sudah tinggi. Dengan peningkatan pendapatan perkapita maka tingkat diversifikasi pangan juga mengalami peningkatan. Diversifikasi pangan mengalami pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Dengan demikian kelompok golongan pendapatan tinggi memiliki pangsa pengeluaran pangan paling besar di kelompok komoditas makanan dan minuman jadi. Secara umum diversifikasi pangan dipengaruhi oleh pengeluaran pangan, harga komoditas pangan, jumlah anggota keluarga dan wilayah daerah tinggal. Kenaikan harga beras, ikan, telur, sayur – sayuran, kacang – kacangan dan buah – buahan menurunkan tingkat diversifikasi. ini disebabkan karena komoditas tersebut khususnya beras merupakan komoditas pokok yang sulit untuk disubstitusi. Kenaikan tingkat pendapatan akan meningkatkan diversifikasi pangan. Penambahan jumlah anggota keluarga menurunkan tingkat diversifikasi. Rumah tangga wilayah perkotaan lebih tinggi tingkat diversifikasinya dibandingkan dengan rumah tangga di wilayah perdesaaan. Komoditas non beras merupakan barang pelengkap bagi beras kecuali ikan. Dengan demikian komoditas jagung, ketela pohon, umbi-umbian selain ketela pohon tidak bisa direkomendasikan untuk menjadi komoditas substitusi beras dalam rangka meningkatkan diversifikasi pangan. Baik dari segi angka kecukupan kalori komoditas yang disebutkan tadi belum bisa menggantikan asupan kalori yang dihasilkan oleh beras. Hal tersebut terjadi karena pangsa konsumsi karbohidrat selain beras adalah kurang 1 persen. Sejalan dengan perkembangan waktu, parameter (elastisitas) permintaan beras di Pulau Jawa menjadi semakin tidak elastis. Ini berarti, masyarakat tidak sensitif lagi terhadap harga dan penghasilannya dalam menentukan konsumsi beras. Secara umum, perubahan paramater yang terjadi sepanjang periode menuntut pengambil kebijakan untuk berhati-hati dalam melakukan prediksi dan estimasi konsumsi. Perubahan parameter tersebut terjadi baik untuk rumah tangga perdesaan maupun perkotaan. Elastisitas permintaan untuk kelompok golongan pendapatan Q3 dan Q4 lebih tinggi dibandingkan dengan elastisitas permintaan kelompok golongan pendapatan Q1 dan Q2. Sesuai dengan jumlah penduduk di Pulau Jawa, jumlah rumah tangga berpendapatan golongan Q3 dan Q4 jauh lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga golongan Q1 dan Q2. Apabila terjadi peningkatan pendapatan masyarakat secara keseluruhan, maka permintaan beras akan lebih banyak berasal dari konsumen Q3 dan Q4. Ini berarti, aliran beras harus lebih banyak persiapkan dan akan ada perubahan pola konsumsi oleh rumah tangga golongan Q3 dan Q4 dari konsumsi ketela pohon, sayur – sayuran dan kacang – kacangan beralih ke komoditas beras. Untuk meningkatkan ketahanan pangan perlu intervensi pemerintah menjaga stabilitas harga karena pengaruh elastisitas harga pangan lebih besar dari elastisitas pengeluaran total terhadap permintaan komoditas. Regionalisasi pangan perlu diterapkan untuk meningkatkan produksi pangan lokal. Meningkatkan aksessibilitas masyarakat terhadap pangan lokal. Ini dapat dicapai dengan stabilitas pasokan dan harga (bantuan alat pasca panen dan pengolahan, fasiltas penyimpanan, pendampingan UMKM tentang teknologi pasca panen dan pengolahan) dan memperluas skam usahan serta kemitraan. Perlunya pembinaan dan pemberdayaan industri pangan olahan, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah untuk memproduksi pangan dengan komposisi kandungan gizi yang beragam, gizi seimbang, dan aman perlu dilakukan dengan lebih intensif. Ini berkaitan dengan dukungan pemerintah untuk mendukung produksi pangan pokok umbi-umbian, jagung dan sumber karbohidrat lainnya selain beras. Kembali menghidupkan program pemerintah tentang ajakan untuk pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber karbohidrat. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah melalui edukasi dan promosi. Meninjau kembali kebijakan swasembada pangan yang masih berfokus kepada komoditas beras.id
dc.description.sponsorshipBUDI-DN 2016id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDinamika Pola Diversifikasi Pangan dan Implikasi terhadap Swasembada Pangan di Pulau Jawa.id
dc.title.alternativeDynamics of Food Diversification Patterns and Implications for Food Self-Sufficiency in Javaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDiversificationid
dc.subject.keywordBerry Index (BI)id
dc.subject.keywordelasticityid
dc.subject.keywordfood self-sufficiency policy and income groupid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record