Aplikasi Jinten Hitam Nigella sativa dan Meniran Phyllanthus niruri sebagai Imunostimulan untuk Pencegahan White Spot Disease pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei
Date
2021Author
Lesmanawati, Wida
Manalu, Wasmen
Suprayudi, Muhammad Agus
Rahminiwati, Min
Nuryati, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan komoditas akuakultur paling penting di dunia. Akan tetapi, serangan penyakit masih menjadi kendala utama dalam budi daya udang, salah satunya white spot disease (WSD). Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi jinten hitam dan kombinasinya dengan meniran sebagai imunostimulan pada udang vaname untuk pencegahan WSD. Penelitian Tahap 1 bertujuan untuk menguji toksisitas ekstrak air jinten hitam dan meniran yang diberikan melalui perendaman selama 18 jam dan melalui pakan selama 14 hari, serta mengetahui pengaruh pemberian herbal tersebut pada imunitas dan performa pertumbuhan PL udang vaname. Pada uji toksisitas herbal perlakuan melalui perendaman, perlakuan yang diberikan adalah jenis herbal (Jn dan Mn) serta konsentrasi herbal (0,0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5%). Pada uji toksisitas herbal perlakuan melalui pakan, perlakuan yang diberikan adalah jenis herbal (Jn dan Mn) serta dosis herbal (0,5% dan 2,5%). Udang uji yang telah diberi pakan perlakuan selama 14 hari kemudian diukur parameter performa pertumbuhan. Selanjutnya, udang uji diberikan stres salinitas dan stress formalin untuk mengukur parameter imunitas udang. Pemberian jinten hitam dan meniran memperlihatkan toksisitas yang lebih tinggi pada aplikasi perendaman dibandingkan dengan melalui pakan. Dosis aplikasi herbal perlakuan yang aman untuk perendaman adalah di bawah 0,5%, sedangkan bila diaplikasikan melalui pakan sampai dosis 2,5% masih aman. Toksisitas jinten hitam lebih tinggi dibandingkan dengan meniran pada konsentrasi yang sama. Meniran rebus dosis 2,5% dan jinten hitam seduh dosis 2,5% memberikan sintasan dan proteksi yang baik ketika diberikan paparan stres salinitas. Hasil yang sama ditunjukkan oleh perlakuan meniran seduh dosis 0,5% dan meniran rebus 2,5% pada uji stres formalin, meskipun semua perlakuan terbaik tersebut belum dapat memperbaiki performa pertumbuhan udang uji. Sebaliknya, perlakuan jinten hitam rebus pada dosis 0,5% menunjukkan pertumbuhan dan sintasan yang baik, namun belum mampu memberikan proteksi yang baik ketika diberikan paparan stres.
Penelitian Tahap 2 bertujuan untuk mengevaluasi potensi jinten hitam dan kombinasinya dengan meniran sebagai imunostimulan pada udang vaname untuk penanggulangan penyakit WSD. Udang uji (±3,0 g) diberi perlakuan jinten hitam (N), meniran (P), dan kombinasi keduanya (1N:1P, 2/3N:1/3P, 3/4N:1/4P, 1/ 3N:2/3, 3/5N:2/5P, 1/4N: 3/4P, 2/5N:3/5P) melalui pakan selama 4 minggu. Selanjutnya udang diinfeksi virus white spot syndrome (WSSV) dan diamati selama 7 hari. Pemberian jinten hitam melalui pakan selama 28 hari mampu meningkatkan ketahanan tubuh udang vaname dan menurunkan mortalitas udang uji yang diinfeksi WSSV, dengan nilai RPS mencapai 71%. Aplikasi jinten hitam dapat dikombinasikan dengan meniran pada komposisi yang tepat, meskipun efektivitasnya tidak lebih baik dibandingkan dengan aplikasi jinten hitam secara tunggal. Jika diperlukan, kombinasi terbaik jinten hitam dengan meniran adalah 1/2N:1/2P dan 2/3N:1/3P, sedangkan kombinasi lainnya bersifat antagonis. Aplikasi jinten hitam dan meniran, baik secara tunggal maupun kombinasi, tidak mengganggu kinerja produksi udang vaname.
Penelitian Tahap 3 bertujuan untuk memperoleh dosis terbaik jinten hitam pada durasi pemberian 4 minggu dan 6 minggu, sebagai imunostimulan pada udang vaname. Perlakuan yang diberikan adalah jinten hitam dosis 0% (kontrol); 0,1%; 0,5%, dan 1%. Jinten hitam diberikan pada udang uji (±3,0 g) melalui pakan selama pemberian 4 minggu dan 6 minggu. Pada akhir perlakuan, udang diinfeksi WSSV dan dilakukan pengamatan selama 7 hari. Jinten hitam dapat meningkatkan ketahanan tubuh udang vaname yang diinfeksi white spot syndrome virus dengan menurunkan angka mortalitas udang uji. Aplikasi terbaik penggunaan jinten hitam adalah pada dosis 1,0% yang diberikan selama 4 minggu atau dosis 0,1% yang diberikan selama 6 minggu. Jinten hitam meningkatkan nilai THC udang uji dibandingkan dengan kontrol, namun tidak berbeda nyata untuk parameter aktivitas PO, aktivitas RB, dan waktu aglutinasi darah. Aplikasi jinten hitam sampai dengan dosis 1,0% selama 6 minggu tidak berdampak negatif pada kinerja produksi udang vaname.
Collections
- DT - Veterinary Science [286]