PROGRAM PENGEMBANGAN DAN LUARAN PENELITIAN AGROMARITIM 4.0
Pengembangan Alat Smart Deteksi Kebuntingan Untuk Ruminansia Berbasis Citra Kamera Thermal
View/ Open
Date
2022-01-29Author
Astuti, Dewi Apri
Wijaya, Sonny
Darusman, Huda
Khotijah, Lilis
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebutuhan pangan asal hewani semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Ternak ruminansia kecil domba dan kambing merupakan salah satu penyedia daging dan susu yang perlu ditingkatkan kontribusinya pada penyediaan protein hewani nasional. Populasi nasional domba berkisar 17 juta ekor dan kambing 18 juta ekor dapat ditingkatkan melalui program smart breeding berbasis pada pemenuhan kebutuhan nutrien untuk mendukung optimalitas kerja hormon reproduksi dan smart pendeteksian status kebuntingan agar dilahirkan anak yang sesuai dengan jumlah fetus yang implant. Program flushing untuk ternak domba kambing reproduksi telah berhasil di implementasikan dengan hasil yang baik selama tiga tahun terakhir. Pendeteksian kebuntingan dengan alat USG dilakukan pada umur kebuntingan sebulan untuk melihat jumlah embrio yang akan lahir. Namun dengan metode memasukkan probe ke bagian dalam saluran reproduksi sering mengakibatkan keguguran dan hewan mengalami stres. Oleh sebab itu perlu dicarikan alternatif metoda pendeteksian kebuntingan secara non invasif dengan hasil yang optimal. Kajian penggunaan alat deteksi berbasis citra kamera termal telah dikembangkan selama dua tahun terakhir dan diaplikasikan pada hewan model tikus dan Macaca sp. Hasilnya cukup baik dan dapat dijadikan rujukan untuk mendeteksi kebuntingan pada ternak ruminansia kecil dengan perbedaan ketebalan bulu dan kulit abdomen. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi pendeteksian kebuntingan berbasis citra kamera termal inframerah pada induk kambing dan domba bunting untuk mengetahui ada tidaknya fetus dan jumlah anak dalam kandungan yang kemudian citra tersebut diakuisisi untuk difokuskan pada status reproduksi berdasarkan kajian model prediksi berbasis komputasi. Konsumsi nutrient dan status metabolit darah dievaluasi guna dikaitkan dengan status kebuntingan ternak. Hasil menunjukkan bahwa dari 9 ekor ternak kambing dan domba yang dievaluasi menunjukkan 1 ekor kambing dan 1 ekor domba tidak bunting, sedangkan Kambing sapera dan Peranakan etawah masing2 bunting 3 bulan. Untuk hasil pada domba terlihat 2 ekor domba ekor gemuk (DEG) masing2 bunting 2 bulan dan 3 ekor domba garut masing2 bunting 3 bulan. Konsumsi protein dan TDN pada kambing (173 dan 1053 g/e/h) lebih rendah dibanding pada domba (183 dan 1141 g/e/h), sehinggga berdampak pada kadar metabolit glukosa (30,98 mg/dL), trigliserida (13,49 mg/dL) dan blood urea nitrogen (BUN=29,24 mg/dL) pada kambing yang lebih rendah disbanding domba (masing-masing 60,40; 72,37 dan 21,90 mg/dL). Adappun hasil pendeteksi kebuntingan dengan citra kamera thermal ...
Collections
- Research Report [232]