Seleksi In Vitro untuk Toleransi terhadap Cekaman Kekeringan pada Kedelai (Glycine max [L.l Merr.) dan Karakterisasi Varian Somaklonal yang Toleran.
Date
2003Author
Widoretno, Wahyu
Guhardja, Edi
Sudarsono
Megia, Rita
Harran, Said
Sutiahjo, Suriono Hadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh prosedur yang untuk menginduksi pembentukan embrio somatik primer dan sekunder serta regenerasi tanaman kedelai (2) mengembangkan metode seleksi in vitro untuk toleransi terhadap cekaman kekeringan. (3) mengevaluasi keberadaan varian somaklonal untuk karakter morfologis dan karakter agronomis diantara populasi tanaman kedelai hasil seleksi in vitro dalam media selektif dengan (4) mengidentmkasi tanaman varian somak/onal yang toleran kekeringan, dan
(5) mengevaluasi karakter fisiologis somak/onal toleran terhadap
kekekeringan.lnduksi dilakukan dengan mengkultur kotlledon muda pada medium MS yang mengandung 2,4-D dan NAA. Seleksi in vitro untuk toleransi terhadap cekaman kekeringan dilakukan dengan memaparkan pada media selektif yang mengandung polyethylene glycol 6000 secara langsung pada konsentrasi PEG sub-Ietal (LO>95%) atau secara bertahap dan konsentrasi PEG rendah konsentrasi sub-leta!. Tanaman SC1 hasil seleksi in vitro dan tanaman turunan SC1 dievaluasi untuk morfologis dan Identmkasi varian yang toleran dilakukan dengan mengamati pertumbuhan tanaman SC2 pada kondisi dengan pengurangan pemberian air di rumah plastik. Untuk mengetahui respon fisiologis tanaman varian somaklonal yang toleran kekeringan dilakukan analisis kandungan pralln dan gula total.
Embrio somatik primer dapat diinduksi dari kotiledon muda yang dikultur pada media MS dengan 2,4-0 10 mgll NAA 10 mg/l. Namun demikian untuk pembentukan yang berkelanjutan dilakukan dengan menanam kotiledon muda pada media MS yang mengandung 40 mg/l diikuti dengan menanam primer pada media MS yang mengandung mg/l dan NAA 10 mg/l. Regenerasi plantlet dapat dilakukan dengan menanam
pada media maturasi yang mengandung arang aktif 1 gIl selama 1 bulan,
selanjutnya ES yang telah masak ditumbuhkan dalam media Yz MS yang mengandung GA3 2 mgll dan 8AP 2mg/1 1 minggu. Penambahan PEG dalam media secara umum menghambat pertumbuhan dan perkembangan ES. Respon pertumbuhan dalam selektif berkorelasi dengan tingkat toleransi genotipenya terhadap kekeringan. Genotipe kedelai yang toleran kekeringan tumbuh lebih baik dalam media selektif dengan PEG
dibandingkan dengan genotipe
yang
Seleksi
in
vitro
untuk
toleransi
terhadap
cekaman
kekeringan
dilakukan
dengan
menanam
embrio
somatik pada
konsentrasi sub-Ietal 20%.
Tanaman hasil in vitro menunjukkan variasi untuk karakter morfologis dan agronomis. 8eberapa karakter tersebut dikendalikan oleh
karena sifat tersebut diturunkan generasi SC1 ke generasi
tanaman SC2 pada kondisi kekeringan akibat pengurangan pemberian air di rumah plastik juga menunjukkan adanya varian somaklonal yang toleran kekeringan diantara somaklon yang diuji. Dari penelitian ini dihasilkan dengan toleransi kekeringan yang meningkat dibandingkan dengan kontrol tetua (SCO) yaitu 55% pada genotipe 83731, 11 % pada MLG2999 dan 33% MSC8606. Metode seleksi bertahap dan seleksi langsung sub-Ietal menghasilkan somaklonal yang sama. Varian somaklonal kering menunjukkan akumulasi prolin lebih tinggi dibandingkan somaklonal namun demikian kandungan total somaklonal peka tidak menunjukkan perbedaan.
Hasil ini telah berhasil dikembangkan rnt:ll,~nI'IA SE~leI<SI in vitro
untuk toleransi terhadap cekaman kekeringan.
Metode ini
digunakan
sebagai model untuk mendapatkan tanaman dengan
kekeringan.
Varian
kekeringan yang diperoleh dalam
ini dapat
digunakan
donor untuk sifat toleran kekeringan
atau
d&pat
varietas
baru
hasHnya.