Pendugaan Parameter-parameter Genetika-Ekologi dari Beberapa Sifat Kuantitatif dalam Hutan Tanaman Pinus merkusii Jungh. et De Vriese strain Tapanuli dan strain Aceh
Date
1988Author
Suhaendi, Hendi
Soerianegara, Ishemat
Guhardja, Edi
Makmur, Amris
Barizi
Sastrosumarto, Setyono
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan pada hutan tanaman P. roerkusii strain Tapanuli dan strain Aceh, masing-masing
dalam populasi Pangaribuan, Sumatera Utara, dan populasi Saree, Aceh. Pengamatan tinggi pohon total, tinggi batang bebas cabang, diameter batang, bentuk batang, tebal kulit batang dan produksi getah kayu dilakukan di lapangan; sedangkan berat jenis, kadar selulosa, panjang serat, diameter serat, tebal dinding sel serat dan ebar lumen sel serat kayu ditetapkan di laboratorium.
Tujuan penelitian ini ial.ah menduga ragam genetik, ragam lingkungan dan heritabilitas arti luas dari setiap sifat pohon; serta peragam genetik, peragam lingkungan, korelasi genetik, korelasi lingkungan dan korelasi fenotipa dari semua pasangan sifat pohon yang dapat dibentuk.
Dengan diketahuinya pola pewarisan genetik dari berbagai sifat pohon dalam setiap strain, diharapkan akan diketahui tolok ukur untuk seleksi sifat-sifat pohon, dengan tujuan akhir menentukan sifat-sifat yang perlu dikembangkan dalam pemuliaan pohon untuk tujuan-tujuan industri.
Semua parameter genetika-ekologi diduga tanpa melalui uji keturunan. Ragam genetik dan lingkungan diduga menu. metode Shrikhande (1957). Heritabilitas arti luas s.
korelasi genetik, lingkungan dan fenotipa berikut peragamperagamnya
diduga menurut metode Sakai dan Hatakeyama (1963).
Tujuh sifat pohon dalam setiap strain yang dikendalikan secara kuat oleh faktor genetik adalah: diameter batang, bentuk batang, tebal kulit batang, produksi ' getah, berat jenis, diameter serat dan lebar lumen sel serat kayu. Pengendalian genetik yang kuat juga terdapat pada tinggi batang bebas cabang dalam strain Tapanuli, dan pada tinggi pohon total serta kadar selulosa kayu dalam strain Aceh.
Empat sifat pohon strain Tapanuli yang dikendalikan secara sedang oleh faktor genetik adalah: tinggi pohon total, kadar selulosa, panjang serat dan tebal dinding sel serat kayu. Pengendalian genetik yang sedang juga terdapat pada tinggi batang bebas cabang, panjang serat dan tebal dinding sel serat kayu strain Aceh.
Dalam setiap strain, seleksi simultan dapat dilakukan terhadap pasangan sifat: tinggi pohon total dan diameter batang serta tinggi pohon total dan bentuk batang. Di samping itu, seleksi untuk peningkatan diameter batang diduga akan menyebabkan peningkatan tebal kulitnya.
Dalam strain Aceh, seleksi untuk memperbaiki bentuk batang diduga akan memperbaiki pula tinggi batang bebas cabang dan diameter batang.
Akan tetapi, kejadian seperti ini tidak terdapat dalam strain Tapanuli. Diameter batang yang besar diduga dapat digunakan secara efektif sebagai suatu indeks untuk menyeleksi tetuatetua yang produksi getahnya tinggi dalam setiap strain. Di pihak lain, seleksi untuk peningkatan diameter batang did!
akan menyebabkan penurunan berat jenis kayunya dalam setiap strain.
Setiap manipulasi genetik untuk mendapatkan bentuk batang yang lurus diduga akan memperbaiki pula kadar selulosa dan panjang serat kayu dalam kedua strain.
Berat jenis kayu yang lebih tinggi dalam setiap strain, diduga dapat dihasilkan dari peningkatan keseluruhan dalam tebal dinding sel serat kayu melalui seleksi.
Dalam setiap strain, setiap perbaikan genetik dari diameter serat diduga akan menghasilkan perubahan positif yang bersamaan dalam tebal dinding sel dan lebar lumen sel serat kayu. Di pihak lain, setiap manipulasi genetik untuk menurunkan lebar lumen sel serat akan meningkatkan tebal dinding sel serat kayu.
Collections
- DT - Forestry [347]