| dc.description.abstract | Kerusakan dan pembusukan pada produk agroindustri telah menyebabkan tingginya food losses. Penyebab utama terjadinya pembusukan adalah kontaminasi mikroorganisme. Kemasan aktif antimikroba merupakan salah satu inovasi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan dari dikembangkannya kemasan aktif antimikroba selain memperpanjang umur simpan adalah menjaga kualitas dan keamanan pangan. Efektifitas kemasan aktif antimikroba bergantung pada agen antimikroba yang digunakan. Agen antimikroba berdasarkan sumbernya dapat diklasifikasikan menjadi antimikroba sintetis dan alami. Isu terkait efek negatif penggunaan antimikroba sintetis terhadap keamanan pangan menjadikan banyak dikembangkannya antimikroba alami.
Minyak atsiri merupakan salah satu antimikroba alami yang telah diakui sebagai bahan additive aman (GRAS) untuk produk pangan, namun aplikasi minyak atsiri sebagai antimikroba tetap terbatas karena dapat memengaruhi mutu sensori dan apabila diaplikasikan secara langsung pada material kemasan dapat menurunkan kuat tariknya. Pada penelitian ini diproduksi kemasan headspace food system dengan mengadsorpsi minyak atsiri kedalam carrier material tanpa kontak langsung dengan produk. Carrier material yang digunakan berupa komposit tablet dengan zeolit sebagai matriks dan nanofiber selulosa sebagai filler. Penggunaan zeolit diharapkan dapat meningkatkan adsorpsi minyak atsiri, sedangkan penambahan nanofiber selulosa untuk meningkatkan penghalang fisik yang dapat menekan laju pelepasannya (slow release) sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba selama periode penyimpanan.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat komposit tablet antimikroba dengan menggunakan zeolit sebagai matriks dan penambahan nanofiber selulosa sebagai filler serta minyak atsiri sebagai zat antimikroba. Sedangkan tujuan khususnya adalah (1) Menganalisis pengaruh rasio zeolit nanofiber selulosa terhadap release minyak atsiri pada komposit tablet. (2) Menganalisis pengaruh komposit tablet dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan bahan baku yang terdiri dari isolasi selulosa dan nanofiber selulosa, formulasi komposit tablet antimikroba, pengujian kinerja komposit tablet dengan melakukan uji daya hambat dan uji release minyak atsiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio zeolit dan nanofiber selulosa berpengaruh terhadap release minyak atsiri. Peningkatan rasio nanofiber selulosa pada formulasi komposit tablet memberikan waktu release minyak atsiri yang lebih lama. Rasio zeolit 96% : nanofiber selulosa 4% merupakan formulasi terbaik karena release kumulatif minyak atsiri yang dihasilkan pada hari ke-5 sebesar 22.13%, sedangkan pada rasio formulasi zeolit 100%, zeolit 98.8% : nanofiber 1.2%, dan zeolit 97.6% : nanofiber selulosa 2.4% persentase release kumulatif yang dihasilkan masing-masing sebesar 27.44%, 24.53%, dan 23.72%. Komposit tablet dengan formulasi KZNFC1 (Zeolit 100%), KZNFC2 (Zeolit 98.8% : Nanofiber 1.2%), KZNFC3 (Zeolit 97.6% : Nanofiber 2.4%) dan KZNFC4 (Zeolit 96% : Nanofiber 4%) dapat menghambat pertumbuhan mikroba uji yaitu Salmonella typhi dan Eschericia coli. Formulasi KZNFC4 (Zeolit 96% : Nanofiber 4%) memberikan daya hambat yang lebih baik daripada formulasi yang lain, dengan daya hambat terhadap Salmonella typhi sebesar 12.1 mm sedangkan pada Eschericia coli daya hambatnya adalah 16 mm. | id |
