Show simple item record

dc.contributor.advisorMarimin, Marimin
dc.contributor.advisorMohamad, Yani
dc.contributor.advisorTaufik, Djatna
dc.contributor.authorWardah, Siti
dc.date.accessioned2022-01-28T09:25:47Z
dc.date.available2022-01-28T09:25:47Z
dc.date.issued2022-01-20
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110859
dc.description.abstractHilirisasi agroindustri adalah pengembangan produk baru pada agroindustri (yang ada atau yang belum ada) untuk produk yang sudah maupun belum dikomersialisasi dengan memperhatikan tingkat potensi bahan baku yang tersedia dan keinginan konsumen. Pengembangan produk baru yang mendesak dikembangkan adalah pengembangan produk baru pada agroindustri kelapa karena produksi kelapa surplus. Kelapa tersebut sebagian besar masih dijadikan produk primer berupa kopra dan kelapa bulat sehingga menyebabkan harga rendah dan fluktuatif, sehingga menjadi objek penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mekanisme pengembangan hilirisasi pada agroindustri kelapa, mengidentifikasi analisis kebutuhan pengembangan sistem melalui pemodelan proses bisnis, memodelkan formulasi spasial cerdas untuk pengembangan hilirisasi pada agroindustri kelapa, mendapatkan integrasi model kuantitatif spasial ke dalam sistem pendukung keputusan cerdas spasial dan mendapatkan evaluasi kinerja sistem pendukung keputusan cerdas spasial. Identifikasi dan analisis kebutuhan pengembangan sistem melalui pemodelan proses bisnis dalam pengembangan hilirisasi pada agroindustri kelapa tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan agroindustri kelapa, keragaman, variasi produk, dan globalisasi pasar, sehingga dihasilkan agroindustri masa depan yang berdaya saing dan berkelanjutan. Aliran kerja dan proses bisnis dalam Pengembangan Produk Baru (PPB) pada agroindustri kelapa dimodelkan dengan menggunakan metode Business Process Modelling and Notation (BPMN). BPMN adalah standar yang digunakan untuk memodelkan proses bisnis atau merupakan representasi grafis dari proses bisnis dengan notasi yang mudah dipahami. Secara umum BPMN dapat memfasilitasi komunikasi antara analisis domain dan mendukung pengambilan keputusan PPB pada agroindustri kelapa. Berdasarkan identifikasi kebutuhan sistem dan proses bisnis di lapangan dengan pengguna yang berkepentingan diantaranya agroindustri, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALIT PALMA) dan Balai Besar Industri Agro (BBIA) bahwa PPB pada agroindustri kelapa perlu model spasial cerdas. Model spasial cerdas diperlukan saat ini, terutama dalam pengembangan produk baru di agroindustri kelapa karena pengembangan penyimpanan data yang cukup dan peningkatan kemampuan komputasi dan pemrosesan, sehingga terintegrasi penuh dengan sistem informasi untuk mendapatkan solusi inovatif. Pemodelan diawali dengan pemodelan non spasial, diantaranya prediksi produk baru karena semakin berkembangnya berbagai macam produk turunan kelapa. Prediksi produk baru dapat ditentukan dengan menggunakan metode aturan asosiasi. Prediksi produk baru yang dihasilkan perlu ditentukan. Penentuan produk baru merupakan isu penting bagi agroindustri, karena perlu untuk memilih rangkaian ide prediksi produk baru yang paling sesuai, sehingga keputusan produk yang dikembangkan berkelanjutan. Metode penentuan produk yang digunakan adalah Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Tahap selanjutnya, perlu dilakukan prediksi permintaan produk baru dan kebutuhan bahan baku agar dapat memenuhi permintaan konsumen dengan kebutuhan bahan baku yang tersedia. Metode yang digunakan untuk prediksi permintaan adalah Support Vector Regression (SVR), sedangkan prediksi kebutuhan bahan baku adalah metode neraca massa. Pada tahap terakhir perlu dilakukan pemodelan spasial yaitu pemetaan wilayah potensial untuk mengetahui wilayah pengembangan hilirisasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan baku sesuai jenis kelapa yang dibutuhkan. Metode yang digunakan untuk pemetaan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis menunjukkan bahwa proses bisnis terdiri dari sebelas aktor dan lima aktivitas penting. Pemodelan spasial cerdas menghasilkan potensi santan, minyak goreng kelapa, keripik kelapa, jeli kelapa, gula kelapa, dan minyak kelapa murni. Menurut para ahli, produk yang paling potensial untuk dikembangkan adalah gula kelapa dengan bobot 0,26. Kebutuhan gula kelapa diprediksi sebesar 38.879 kg/hari, dengan kebutuhan bahan baku nira kelapa sebanyak 272.157 liter/hari. Daerah potensial untuk pengembangan produk gula kelapa berada di Kecamatan Tembilahan Hulu dan Kuala Indragiri. Kinerja model ini telah dievaluasi melalui prototipe SPKCS. Hasil pengukuran tingkat kesiapan teknologi (TKT) adalah Level 5 dengan nilai 81,22%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan pengembangan agroindustri kelapa.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleSistem Pengambilan Keputusan Cerdas Spasial Pengembangan Hilirisasi Agroindustri Kelapaid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyworddownstream coconut agro-industryid
dc.subject.keywordintelligent spatial modelid
dc.subject.keywordSPKCS prototypeid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record