dc.description.abstract | Kubis merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Produksi kubis dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya akibat serangan organisme penganggu tanaman. Pengendalian secara responsif dengan pestisida merupakan hal yang biasa dilakukan oleh petani, dan aplikasinya secara intensif dapat merusak keseimbangan ekosistem dan lingkungan tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati praktik budi daya dan pengendalian penyakit yang dilakukan oleh petani, menghitung insidensi dan severitas penyakit utama kubis, serta analisis usaha tani di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan pengamatan karakteristik umum lahan, pengamatan penyakit utama kubis, pengelolaan penyakit, dan perhitungan analisis usaha tani. Petani di Desa Cipendawa dan Ciherang menerapkan pertanian konvensional, sedangkan Desa Ciputri menerapkan pertanian organik. Sistem budi daya yang diterapkan petani di Desa Ciherang dan Ciputri adalah tanam tumpang sari dan penggunaan mulsa plastik, sedangkan di Desa Cipendawa petani menerapkan sistem monokultur dan tidak menggunakan mulsa plastik. Teknik pengendalian penyakit yang dilakukan meliputi pemberian mulsa, aplikasi pestisida nabati, dan sanitasi. Angka insidensi penyakit embun bulu berkisar antara 3,81 – 99,05%; penyakit bercak daun 3,81 – 99,24%; busuk hitam 24,78 – 100%, dan akar gada 0 – 21,9%. Tingkat severitas penyakit embun bulu berkisar antara 0,76 – 24%; penyakit bercak daun 0,76 – 34,5%; busuk hitam 7,61 – 54,38%; dan akar gada 0 – 13,38%. Usaha tani kubis yang dilakukan oleh petani dinilai layak dan menguntungkan dengan R/C rasio di Desa Cipendawa, Ciherang, dan Ciputri masing-masing adalah 1,23; 1,38; dan 2,72. | id |