Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Sri Hendrastuti
dc.contributor.advisorYulianti, Titiek
dc.contributor.authorRizqiyah, Sakinah Inayatur
dc.date.accessioned2022-01-28T06:14:43Z
dc.date.available2022-01-28T06:14:43Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110852
dc.description.abstractTebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting di Indonesia sebagai penghasil gula utama. Pada tahun 2018 produksi gula tebu mengalami penurunan sebesar 19,25 ribu ton dibandingkan tahun 2017, yaitu 2,17 juta ton. Penurunan tersebut tidak sejalan dengan konsumsi gula tebu yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian banyak dilakukan untuk mendapatkan varietas-varietas tebu unggul yang diharapkan memiliki produksi tinggi dan tahan terhadap faktor-faktor gangguan yang dapat menurunkan produksi tanaman. Varietas-varietas tebu unggul tersebut perlu dievaluasi untuk mengetahui responnya terhadap penyakit-penyakit utama tebu yang dapat menurunkan rendemen tebu, yaitu penyakit mosaik bergaris (Sugarcane streak mosaic virus/SCSMV), pokahbung (Fusarium moniliforme Sheldon), dan luka api (Sporisorium scitamineum Sydow). Pengamatan intensitas penyakit dilakukan di Pabrik Gula Krebet Baru, Malang pada 14 klon tebu unggul setiap 2 minggu selama 3 bulan. Sampel tanaman yang menunjukkan gejala penyakit dibawa ke laboratorium untuk deteksi penyebab penyakitnya. Gejala penyakit mosaik bergaris yang ditemukan berupa garis-garis mosaik sejajar dengan tulang daun yang tidak beraturan, penyakit pokahbung berupa klorosis pada daun muda, dan luka api berupa anakan yang menyerupai rumput serta cambuk api. Penyakit mosaik bergaris terjadi pada tiga klon tebu, yaitu klon 1, 3, dan 14, dengan intensitas berturut-turut 8,33%, 33,33%, dan 63,89%. Intensitas penyakit pokahbung berkisar antara 2,78% sampai 22,22%. Intensitas penyakit luka api berkisar antara 11,11% sampai 25%. Konfirmasi keberadaan patogen mosaik bergaris dengan metode polymerase chain reaction berhasil mengamplifikasi pita DNA SCSMV berukuran ~500 pb. Keberadaan patogen pokahbung terkonfirmasi dengan tumbuhnya cendawan F. moniliforme melalui proses isolasi dan patogen luka api terkonfirmasi dengan terlihatnya hifa S. scitamineum pada jaringan meristem tebu. Klon 8 dan 12 menunjukkan respons toleran hingga tahan terhadap ketiga penyakit tersebut dan dapat direkomendasikan sebagai klon potensial dalam mengendalikan penyakit utama tebu pada penanaman selanjutnya.id
dc.description.abstractSugarcane (Saccharum officinarum L.) is an important plantation crop in Indonesia as the major source of sugar production. Cane sugar production decreased significantly in recent years and it is not in line with the demand of cane sugar which is increasing from year to year. Many studies have been carried out to obtain sugarcane varieties which are expected to have high production and are resistant or tolerant to factors constraining crop production. Therefore, research was conducted to evaluate the response of 14 potential sugarcane varieties to the main sugarcane diseases, i.e. sugarcane streak mosaic (Sugarcane streak mosaic virus/SCSMV), pokkah boeng (Fusarium moniliforme Sheldon), and sugarcane smut (Sporisorium scitamineum Sydow). Observations of disease intensity were carried out at the Krebet Baru Sugar Factory, Malang every 2 weeks for 3 months. Samples of diseased plants were taken to the laboratory for further confirmation of the target pathogens. Spesific symptoms of sugarcane streak mosaic, pokkah boeng and sugarcane smut diseases were observed in the field involving mosaic, chlorosis on young leaves and smut, respectively. Mosaic symptom was found only on 3 clones with disease intensity ranging from 8.33% to 68.89%; whereas chlorosis and smut symptom was found on 11 and 14 clones with disease intensity ranging from 2.78% to 22.22% and 11.11% to 25%, respectively. Laboratory examinations confirmed SCSMV infection by polymerase chain reaction method, pokkah boeng disease by the growth of single colony of F. moniliforme and smut disease by direct observation of S. scitamineum hyphae in the sugarcane meristem tissue. Clones 8 and 12 showed tolerant to resistance response to these diseases and could be recommended for further field testing as potential clones for controlling major sugarcane diseases.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcIntensitas Penyakit-Penyakit Utama pada Beberapa Klon Unggulan Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pabrik Gula Krebet Baru, Malangid
dc.titleIntensitas Penyakit-Penyakit Utama pada Beberapa Klon Unggulan Tebu (Saccharum officinarum L.) di Pabrik Gula Krebet Baru, Malangid
dc.title.alternativeIntensity of Main Disease in Several Superior Clones at Krebet Baru Sugar Factory, Malangid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordFusariumid
dc.subject.keywordLuka apiid
dc.subject.keywordMosaik bergarisid
dc.subject.keywordPCRid
dc.subject.keywordPokahbungid
dc.subject.keywordSCSMVid
dc.subject.keywordSporisorium scitamineumid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record