dc.description.abstract | Bank Perkreditan Rakyat (BPR) selama tahun 2015-2019 mengalami penurunan
baik jumlah Kantor layanan maupun kinerja keuangannya dari laporan SPI pada tahun 2019.
Salah satunya kinerja keuangan perbanakan menurun, karena tingginya nilai NPL yang
dapat menyebabkan ketidakstabilan perbankan. Inklusi keuangan merupakan strategi
dalam meningkatkan akses layanan jasa keuangan dan meningkatkan stabilitas perbankan.
Indeks inklusi keuangan yang mencerminkan kondisi layanan yang diberikan BPR kepada
masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan menganalisis indeks inklusi
keuangan BPR di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
dengan total observasi sebanyak 340 yang tersebar di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode Sarma (2008), menentukan indeks inklusi keuangan BPR dengan
mengukur tiga dimensi inklusi keuangan yaitu dimensi aksesibilitas, dimensi availabilitas,
dan dimensi penggunaan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan BPR selama
tahun 2015-2019 mengalami perkembangan, namun masih dalam kategori rendah dengan
nilai rata-rata di bawah 0.3 selama penelitian. Dari 34 provinsi di Indonesia, Bali dan Kep.
Riau termasuk kategori tinggi. Provinsi Lampung, DIY, dan Jawa Tengah termasuk
kategori medium, sedangkan 29 provinsi termasuk kategori rendah. Strategi memanfaatkan
teknologi dapat meingkatkan dimensi aksesibilitas dan dimensi kegunaan pada BPR. | id |