Deteksi Keanekaragaman Makrobentos di Pulau Sangiang, Banten menggunakan DNA Lingkungan (eDNA) dan Pengamatan Visual
Date
2021Author
Siahaan, Dewi Mindo Caya Bintang
Madduppa, Hawis H.
Subhan, Beginer
Metadata
Show full item recordAbstract
Kehadiran makrobentos dapat menunjukan kondisi suatu perairan. Pendeteksian keberadaan dan identitas jenis organisme ini merupakan bagian dari ekologi, pengelolaan, konservasi keanekaragaman hayati. Kegiatan biomonitoring ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya DNA lingkungan (eDNA) dan pengamatan visual transek sabuk. Metode pengamatan visual transek sabuk memiliki kelemahan dalam mengidentifikasi spesies kriptik, yang sangat bergantung pada keahlian yang memadai. Metode eDNA mendeteksi dari hasil sisa metabolisme, gamet, atau dekomposisi yang dilepaskan organisme ke lingkungan sekitarnya, sehingga dapat mengisi kekurangan metode pengamatan konvensional karena memiliki peluang keakuratan yang lebih tinggi terutama pada jenis-jenis spesies yang jarang dijumpai maupun spesies yang memiliki tingkat kepadatan rendah. Metode eDNA mendeteksi 50,401 sekuens yang terbagi kedalam 7 filum, 23 kelas, 79 ordo, 207 famili, 379 genus dan 366 spesies. Hasil yang didapat dengan pengamatan visual transek sabuk mendeteksi 2,084 individu yang terbagi kedalam 6 filum, 12 kelas, 24 ordo, 36 famili, 48 genus, dan 57 spesies. Dari hasil yang didapat, ditemukan 6 filum, 8 kelas, 14 ordo, 9 famili, 8 genus, dan 2 spesies yang meliputi Echinometra mathaei dan Phyllidiella pustulosa yang terdeteksi pada keduanya. Nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman tinggi serta dominansi yang rendah menunjukan kondisi perairan baik. Hal ini membuat penggunaan kedua metode dapat memberikan tingkat cakupan biodiversitas yang lebih tinggi untuk survei penilaian hayati.