Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprihatin
dc.contributor.advisorSunarti, Titi Candra
dc.contributor.advisorSukardi
dc.contributor.authorParamuji, Muji
dc.date.accessioned2021-11-29T03:55:26Z
dc.date.available2021-11-29T03:55:26Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110025
dc.description.abstractDaerah penyangga penyediaan kebutuhan pangan di provinsi Sumatera Utara diantaranya adalah Kabupaten Deli Serdang. Komoditas pertanian unggulan di Kebupaten Deli Serdang adalah jagung dan sapi potong. Penyebaran ternak sapi hampir merata di seluruh daerah kabupaten ini didukung dengan pertanian jagung. Terus meningkatnya permintaan akan kebutuhan protein hewani dari sapi/kerbau menuntut terus ditingkatkannya penyediaan sapi potong. Menyikapi hal tersebut, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait terus melakukan percepatan pertumbuhan populasi ternak di Sumatera Utara. Faktor penentu perkembangan peternakan sapi diantaranya yaitu penyediaan hijauan pakan. Terbatasnya penyediaan hijauan pakan akan menyebabkan penurunan hasil ternak, menjadikan pengembangan produktivitas peternakan sapi potong terhambat. Sumber hijauan yang potensial digunakan adalah hasil samping pertanian jagung. Pertanian jagung selain menghasilkan jagung pipil dan jagung segar juga memiliki hasil samping berupa brangkasan, bonggol, tongkol dan lainnya. Hasil samping tersebut dimanfaatkan menjadi hijauan pakan untuk ternak sapi potong, di sisi lain hasil samping ternak sapi potong dapat digunakan sebagai pupuk pada pertanian jagung. Persoalan utama yang terjadi saat ini adalah belum adanya keterpaduan antara peternakan sapi potong dengan pertanian jagung di kabupaten ini mulai dari tingkat teknis/praktis hingga aspek manajemen yang belum berjalan sesuai dengan harapan. Kondisi ini menyebabkan kedua sektor tersebut belum mampu memberikan keuntungan yang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan konsep keterpaduan agroindustri peternakan sapi potong dengan pertanian jagung secara berkelanjutan dengan memperhitungkan pemanfaatan hasil samping jagung sebagai alternatif sumber pakan hijauan ternak sapi potong dan pemanfaatan hasil samping sapi potong sebagai bahan baku kompos untuk sumber unsur hara pada tanaman jagung serta energi terbarukan melalui kajian potensi, finansial, aspek lingkungan serta integrasinya melalui pendekatan aspek sosial-ekonomi. Penelitian ini dilakukan melalui studi lapang, eksperimental sekala laboratorium menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) untuk formulasi kompos, penilaian LCA dengan MS-Excell dan software SimaPro 20, dan modifikasi metode MDS-RAPFISH menjadi metode MDS-Rapid Appraisal Beef Cattle-Corns Sustainability (MDS-RAPBCC). Hasil observasi-lapangan diketahui jika tipe pertanian jagung yang ada terdiri dari pemilik lahan sendiri, lahan sewaan dan lahan garapan dengan membudidayakan tanaman jagung varietas hibrida dan komposit/jagung lokal. Bentuk panen jagung yang didapatkan oleh petani yaitu jenis panen tebon, panen buah basah dan panen buah kering. Model peternakan sapi diusahakan di Kabupaten Deli Serdang adalah peternak pemilik, peternak bagi hasil/upah dan perusahaan penggemukan sapi potong. Jenis sapi yang dikembangkan adalah limousin, friesholand, angus, brahman, ongole dan simental. Hasil kajian dan evaluasi menunjukkan bahwa setiap tahun populasi sapi potong mengalami peningkatan, namun luas lahan panen jagung menurun setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan ketersediaan produksi hijauan tanaman jagung (brangkasan) sebagai sumber hijauan pakan ternak sapi potong hanya mencukupi rata-rata 80,57 % dari populasi sapi potong yang ada. Pemenuhan kebutuhan pakan tersebut berdasarkan setiap luas lahan jagung 20.066,95 ha hanya dapat menyediakan pakan hijauan untuk 75.234 ekor sapi. Sektor peternakan sapi di Kabupaten Deli Serdang menghasilkan limbah berupa feses sebanyak 509.385.066 kg/th, urine 203.479.979 l/th dan sisa pakan 34.255.889 kg/th. Hasil studi lapang menunjukkan jika hasil samping ternak sapi potong telah dimanfatan sebagai penghasil sumber energi berupa unit biogas. Hasil uji coba formulasi kompos didapatkan model perlakuan terbaik yaitu P2 dengan proporsi Limbah Sapi Potong (LSP) : Brangkasan Basah (BB) : Brangkasan Kering (BK) : EM4 adalah 1:2:1:1. Karakteristik kompos yang dihasilkan dari perlakuan terbaik ini yaitu warna coklat kehitaman, butiran berbentuk remah, aroma agak asam, rendemen 32,95 %, kadar air 10,08 %, pH 5,59, P2O5 0,50 %, K2O 1,26 %, C organik 52,34 %, N total 1,34% dan rasio C/N 39,06, karakteristik tersebut sudah memenuhi standar mutu SNI. Hasil analisis kondisi di lapangan menunjukkan jika sistem pemeliharaan sapi potong dengan pakan hasil samping pertanian jagung, pembuatan biogas dan kompos dari hasil samping sapi potong dan jagung mampu memberikan efisiensi pada waktu dan tenaga petani, menekan biaya pembelian gas elpiji dan penggunaan pupuk, sehingga meningkatkan pendapatan petani. Rata-rata penerimaan sebesar Rp 58.793.950, penerimaan terbesar dari penjualan hasil panen buah kering dan sapi. Rata-rata pengeluaran sebasar Rp 41.029.380 dengan pengeluaran terbesar terdapat pada panen buah kering untuk pembelian pupuk, pedet dan upah buruh. Keuntungan yang diperoleh petani jagung Rp 17.764.570 dengan keuntungan terbesar pada panen buah kering. Nilai rata-rata rasio B/C sebesar 0,43 yang dapat dimaknai jika usaha peternakan sapi potong dan pertanian jagung yanggn dilakukan secara terpadu layak secara finansial. Penilaian dampak lingkungan pada pengembangan agroindustri terpadu peternakan sapi potong dengan pertanian jagung diperoleh nilai emisi total gas rumah kaca peternakan sapi potong relatif lebih rendah. Emisi total gas rumah kaca pertanian jagung pada panen tebon, buah basah dan buah kering masih cukup tinggi. Hal ini didominasi dari produksi biomassa yang tinggi terutama pada panen tebon. Berdasarkan hasil penilaian keberlanjutan keterpaduan pengembangan agroindustri peternakan sapi potong dengan pertanian jagung di Kabupaten Deli Serdang berstatus kurang berlanjut. Peningkatan status keberlanjutan ini dapat dilakukan dengan usaha perbaikan dan peningkatan pada atribut-atribut sensitif yaitu stabilitas harga, partisipasi keluarga dalam mengelola usaha, kejadian banjir, ketersediaan industri pengolahan hasil, lembaga pemasaran, penegakan hukum/peraturan, penyuluhan tentang penerimaan teknologi baru.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan Agroindustri Terpadu Peternakan Sapi Potong Dengan Pertanian Jagung : Studi Kasus di Kabupaten Deli Serdangid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordBeef cattleid
dc.subject.keywordcorn farmingid
dc.subject.keywordeconomyid
dc.subject.keywordintegratedid
dc.subject.keywordsustainabilityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record