Show simple item record

dc.contributor.advisorNotodiputro, Khairil Anwar
dc.contributor.advisorMangku, I Wayan
dc.contributor.advisorSadik, Kusman
dc.contributor.authorNovkaniza, Fevi
dc.date.accessioned2021-11-16T05:29:02Z
dc.date.available2021-11-16T05:29:02Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/109921
dc.description.abstract”Small Area Estimation (SAE) atau pendugaan area kecil merupakan metode pendugaan parameter subpopulasi ketika ukuran contoh kecil atau bahkan tidak tersedia. Metode pendugaan area kecil banyak dilakukan karena meningkatnya permintaan untuk statistik area kecil yang andal dalam merumuskan kebijakan, program, alokasi dana pemerintah, dan sebagainya. SAE adalah metode pendugaan tidak langsung dengan memanfaatkan kekuatan area di sekitarnya dan sumber data di luar area sehingga contoh menjadi lebih efektif dan menurunkan keragaman penduga parameter. Pendugaan parameter dalam area kecil dapat didekati dengan dua jenis metode, yaitu metode berbasis model dan metode berbasis rancangan. Metode berbasis model adalah metode Prediksi Tak-bias Linier Terbaik (Best Linear Unbiased Predictor/BLUP) atau Prediksi Tak-bias Linier Terbaik Empirik (Empirical Best Linear Unbiased Predictor/EBLUP). Pada metode BLUP diasumsikan komponen ragam diketahui, namun komponen ragam ini sulit untuk diketahui sehingga perlu dilakukan pendugaan terhadap komponen ragam melalui data contoh. Metode EBLUP merupakan perluasan dari metode pendugaan BLUP dengan mensubtitusi komponen ragam yang tidak diketahui ke dalam penduga BLUP. Namun kedua metode tersebut hanya cocok digunakan untuk peubah respon kontinu, dan kurang cocok untuk peubah respon diskrit (biner atau cacahan). Untuk pemodelan area kecil dengan respon cacahan digunakan metode pendekatan Bayes, baik melalui metode Bayes empirik (Empirical Bayes/EB) maupun metode Bayes berhirarki (Hierarchical Bayes/HB). Pada pendekatan Bayes empirik, pendugaan parameter dilakukan berdasarkan sebaran posterior yang diduga dari data sedangkan pada pendekatan Bayes berhirarki, parameter model yang tidak diketahui (termasuk komponen ragam) dianggap sebagai peubah acak yang masing-masing memiliki sebaran prior tertentu. Pembahasan mengenai pendekatan Bayes berhirarki pada pendugaan area kecil untuk data yang berbentuk cacahan saat ini relatif masih sedikit walaupun pendekatan ini memiliki kelebihan karena spesifikasi modelnya langsung dan dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sumber keragaman yang berbeda. Selain itu, inferensi dan perhitungan komputasi Bayes berhirarki bisa dilakukan menggunakan teknik rantai Markov Monte Carlo. Dalam pendekatan Bayes berhirarki, sebaran prior parameter model dinyatakan terlebih dahulu untuk memperoleh sebaran posterior dari parameter yang diamati. Secara khusus, inferensi yang didasarkan pada sebaran posterior untuk parameter tersebut diduga melalui rata-rata posterior, dan presisinya diukur melalui ragam posterior. Informasi peubah penyerta atau kovariat yang digunakan dalam pemodelan area kecil biasanya diasumsikan tidak mengandung galat pengukuran. Namun kadangkala sulit untuk mendapatkan kovariat yang bebas dari galat pengukuran. Data survei dapat digunakan sebagai solusi informasi penyerta terkini namun penggunaannya sebagai kovariat dalam pemodelan area kecil bisa mengandung galat pengukuran karena diperoleh dari hasil interview. Untuk mengetahui sebaran kovariat yang mengandung galat pengukuran, perlu diduga fungsi densitasnya melalui metode parametrik atau nonparametrik. Dalam disertasi ini, kovariat yang mengandung galat pengukuran dianggap sebagai peubah acak dengan sebaran yang tidak diketahui dan dimodelkan sebagai model galat pengukuran struktural. Ada berbagai metode yang dapat dilakukan untuk pendugaan fungsi densitas peubah acak baik secara parametrik ataupun nonparametrik, salah satunya adalah metode dekonvolusi Bayes empirik (Empirical Bayes Deconvolution/EBD). Metode EBD merupakan gabungan metode dekonvolusi dan Bayes empirik untuk pendugaan fkp peubah acak yang tidak dapat diobservasi secara langsung dengan memodelkan fkp tersebut sebagai anggota keluarga sebaran eksponensial. Metode EBD ini juga digunakan dalam mengkonstruksi penduga parameter model regresi Poisson dengan kovariat mengandung galat pengukuran dan disebut penduga modifikasi skor kuasi struktural (Modified Structural Quasi Score/MSQS). Penduga MSQS diperoleh dengan memodifikasi fungsi skor kuasi struktural sebagai fungsi dari rataan dan ragam setiap parameter model dan pendugaan dilakukan dengan menyelesaikannya sebagai sistem persamaan nonlinier. Kinerja penduga MSQS dianalisis menggunakan nilai bias, galat dan simpangan baku. Berdasarkan hasil simulasi, bias penduga MSQS menjadi lebih kecil untuk kovariat tidak terobservasi yang memiliki ruang contoh berupa himpunan diskrit nilai minimum dan maksimum kovariat terobservasi. Sebagai penelitian utama dalam disertasi ini adalah pengembangan model Bayes berhierarki Poisson-Lognormal untuk pendugaan cacahan area kecil dengan kovariat yang mengandung galat pengukuran. Untuk medapatkan penduga Bayes berhierarki, digunakan algoritma Metropolis-Hastings (MH) dari teknik rantai Markov Chain Monte Carlo (Markov Chain Monte Carlo/MCMC). Kinerja penduga Bayes berhierarki dipelajari melalui studi simulasi dan implementasi pada data riil. Ketika penduga fungsi densitas kovariat yang mengandung galat pengukuran digunakan sebagai sebaran prior, hasil simulasi menunjukkan bahwa estimator HB untuk model Poisson-Lognormal dengan galat pengukuran pada kovariatnya memiliki nilai kuadrat tengah galat prediksi (Mean Squared Prediction Error/MSPE) lebih kecil jika dibandingkan penduga lain yang dihasilkan tanpa memperhatikan sebaran kovariat yang mengandung galat pengukuran. Model Poisson-Lognormal dengan kovariat mengandung galat pengukuran ini diaplikasikan untuk memprediksi angka buta huruf tingkat kecamatan di Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan data Susenas Maret 2020. Berdasarkan hasil analisis data dan berbagai kriteria diagnostik model seperti tes konvergensi MCMC melalui traceplot, plot autokorelasi setiap penduga parameter dan nilai MSPE, diperoleh kesimpulan bahwa model Poisson-Lognormal dengan kovariat mengandung galat pengukuran dapat digunakan untuk memprediksi angka buta huruf di tingkat kecamatan di Provinsi Kepulauan Riau dimana Kecamatan Suak Midai memiliki angka buta huruf tertinggi yaitu 20.502%. ”id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleModel Poisson-Lognormal dengan Galat Pengukuran pada Kovariat untuk Pendugaan Area Kecil Data Cacahanid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordhierarchical Bayesid
dc.subject.keywordcount dataid
dc.subject.keywordrandom effectid
dc.subject.keywordMCMCid
dc.subject.keywordlognormalid
dc.subject.keywordPoissonid
dc.subject.keywordpriorid
dc.subject.keywordposteriorid
dc.subject.keywordsmall areaid
dc.subject.keywordmeasurement errorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record