Perbandingan Struktur, Komposisi Jenis, dan Simpanan Karbon Pekarangan antara Desa Ayamputih, Kebumen dan Desa Gunturharjo, Wonogiri
Abstract
Pekarangan merupakan sistem agroforestri sederhana yang dapat digunakan
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di udara. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengidentifikasi struktur dan komposisi jenis tanaman pekarangan, serta
menghitung simpanan karbon pekarangan di dua daerah yang berbeda. Penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling dengan pengambilan data secara
sensus. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis tanaman pada pekarangan
Desa Gunturharjo memiliki jenis tanaman yang lebih banyak daripada pekarangan
Desa Ayamputih. Nilai INP tertinggi untuk pancang, tiang, dan pohon pada kedua
desa tersebut yaitu jenis kersen dengan nilai 37,91%, pisang senilai 48,30%, kelapa
senilai 134,62% dan nangka senilai 35,19%, melinjo senilai 47,90% dan 69,55%.
Pekarangan pada kedua lokasi memiliki kekayaan jenis tinggi dengan
keanekaragaman jenis yang cukup rendah dan kemerataan jenis yang cukup merata
kecuali pada tingkat pohon di Desa Gunturharjo. Total biomassa tertinggi terdapat
pada Desa Ayamputih yaitu sebesar 57,66 ton/ha dengan simpanan karbon sebesar
28,82 ton/ha. The yard is a simple agroforestry system that can be used to reduce
greenhouse gas emissions in the air. The purpose of this study is to identify the
structure and composition of garden plant species, as well as to calculate the carbon
storage of the yard in two different areas. This research uses a purposive sampling
method with census data collection. The results showed that the composition of
plant species in the Gunturharjo Village yard had more types of plants than the
Ayamputih Village yard. The highest INP values for saplings, poles, and trees in
the two villages namely cherry species with a value of 37.91%, bananas worth
48.30%, coconuts worth 134.62% and jackfruits valued at 35.19%, melinjo valued
at 47.90% and 69.55%. Yards at both locations have high species richness with
fairly low species diversity and fairly even species distribution except at the tree
level in Gunturharjo Village. The highest total biomass was found in Ayamputih
Village, which was 57.66 tons/ha with carbon storage of 28.82 tons/ha.
Collections
- UT - Silviculture [1361]