dc.description.abstract | Jagung semi merupakan tongkol jagung muda yang dipanen sebelum terjadi
pembuahan dan memiliki nilai nutrisi tinggi. Produksi jagung semi di Indonesia
masih menggunakan varietas jagung pipil maupun jagung manis dikarenakan hanya
terdapat satu varietas khusus jagung semi yang telah terdaftar dan dilepas oleh
Kementerian Pertanian. Penelitian ini bertujuan menguji beberapa genotipe jagung
hasil selfing dan sibbing untuk perakitan varietas jagung semi. Penelitian dilakukan
di Kebun Percobaan Cikarawang, IPB, Bogor pada bulan Januari hingga Mei 2021.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) dengan genotipe sebagai faktor tunggal. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh terhadap tinggi tanaman,
diameter batang, umur berbunga jantan, umur panen, tinggi tongkol pertama,
panjang tongkol kotor, dan diameter tongkol bersih. Secara umum perlakuan
sibbing menurunkan nilai rerata karakter vegetatif, anthesis silking interval, tinggi
tongkol pertama, panjang tongkol bersih, serta meningkatkan persentase tongkol
yang termasuk ke dalam kelas ekstra dan kelas I. Genotipe Hawaii Sb-S3 dan Lokal
madura Sb-S3 berpotensi untuk dilanjutkan pada perakitan varietas jagung semi
karena memiliki tinggi tanaman yang lebih rendah, berpotensi menghasilkan
tongkol lebih dari dua per tanaman, dengan persentase tongkol yang termasuk ke
dalam kelas ekstra dan kelas I lebih tinggi dari S0. | id |