Insidensi dan Keparahan Penyakit Hawar Daun Jagung (Helminthosporium sp.) di Kabupaten Berau
Abstract
Jagung (Zea mays) adalah komoditas yang sering dimanfaatkan di Indonesia
sebagai sumber pangan karena mengandung protein dan karbohidrat sebagai
kebutuhan bagi manusia, selain itu jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Pertumbuhan tanaman jagung dapat dihambat oleh adanya hawar daun
jagung yang disebabkan oleh Helminthosporium sp., cendawan ini dapat
menyebabkan penurunan produksi dan kerugian mencapai 50%. Penelitian ini
bertujuan mempelajari dan mengkaji insidensi dan keparahan penyakit hawar
daun jagung yang disebabkan oleh cendawan Helminthosporium sp. dalam budi
daya jagung di Kabupaten Berau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 5 tahapan yaitu penentuan lokasi pengamatan, wawancara petani,
pengamatan tanaman contoh, penghitungan insidensi dan keparahan penyakit, dan
analisis data. Penelitian ini diharapkan menyediakan informasi mengenai insidensi
dan keparahan penyakit hawar daun jagung yang disebabkan oleh cendawan
Helminthosporium sp. sebagai acuan dalam pengambilan tindakan pengendalian
oleh instansi dan pihak terkait serta mengetahui budi daya jagung yang dilakukan
petani di kabupaten Berau. Hawar daun jagung (Helminthosporium sp.) telah
menyerang di tiga kecamatan yang diamati yaitu Talisayan, Gunung Tabur, dan
Teluk Bayur. Berdasarkan hasil pengamatan, insidensi hawar daun jagung yang
menyerang pertanaman jagung di Kabupaten Berau tergolong tinggi dengan ratarata
97.83%. Kecamatan Talisayan memiliki tingkat keparahan yang paling tinggi
dengan tingkat serangan 30.4%, sedangkan keparahan penyakit terendah terjadi di
kecamatan Teluk Bayur dengan tingkat serangan 24.51%. Teknik budi daya yang
kurang baik berupa penyiangan gulma, pemupukan, rotasi tanaman, dan teknik
pengendalian yang dilakukan petani berpengaruh terhadap perkembangan
penyakit hawar daun jagung di Kabupaten Berau.
Collections
- UT - Plant Protection [2363]