dc.description.abstract | Bambu telah lama digunakan sebagai bahan konstruksi oleh masyarakat Indonesia. Pemilahan struktural bambu diperlukan sebagai landasan pembentukan standar konstruksi bambu yang memadai. Pemilahan bambu sebagai bahan konstruksi struktural dapat dilakukan melalui pemilahan visual atau pemilahan masinal. Pemilahan bambu spesisik pada suatu spesies tertentu telah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalusi kemungkinan membangun model pemilahan bambu struktural lintas spesies.
Penelitian ini menguji sifat lentur bambu Ampel (Bambusa vulgaris), Andong (Gigantochloa pseudoarundinaceae), Betung (Dendrocalamus asper), dan Hitam (Gigantochloa atroviolacea). Beberapa data sifat lentur bambu Tali (Gigantochloa apus) yang telah dilakukan sebelumnya juga ditambahkan dan dianalis secara kumulatif untuk mengembangkan model pemilahan struktural bambu lintas spesies. Analisis data menggunakan regresi berpeubah boneka (dummy variable). Peubah boneka merepresentasikan pengaruh spesies. Nilai koefisien regresi bagi setiap peubah boneka berbeda secara signifikan sehingga garis tren yang berimpit tidak ditemukan, tetapi beberapa garis tren sejajar. Garis tren yang sejajar tetapi tidak berimpit menunjukkan bahwa satu persamaan linier dapat menduga nilai rata-rata sifat penentu mutu (grade determining property, GDP), lalu konstanta perlu ditambahkan untuk mempertimbangkan pengaruh spesies. Sementara itu, garis tren yang tidak sejajar dan tidak berimpit menunjukkan bahwa persamaan linier yang berbeda harus diterapkan untuk setiap spesies bambu. Penelitian ini menunjukkan spesies memiliki pengaruh yang kuat, sehingga pemilahan struktural bambu lintas spesies tidak terbukti dapat diandalkan. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk mempertimbangkan identifikasi spesies pada pemilahan bambu struktural. | id |