Aktivitas Antioksidan, Toksisitas, dan Profil Fitokimia Ekstrak Kayu Acacia
Date
2021Author
Prayogo, Yanico Hadi
Syafii, Wasrin
Sari, Rita Kartika
Batubara, Irmanida
Metadata
Show full item recordAbstract
Acacia merupakan genus yang mendominasi kelompok spesies cepat tumbuh di Indonesia. Kemampuan tumbuh yang baik dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan memberikan potensi yang besar bagi pohon ini untuk dikembangkan sebagai sumber fitofarmaka. Beberapa spesies yang tumbuh di Indonesia, yakni Acacia mangium, A. auriculiformis, A. crassicarpa, A. decurrens, dan A. leucophloea dipilih dan dievaluasi aktivitas antioksidan dan toksisitas serta profil fitokimianya dalam menangani penyakit terkait spesies oksigen reaktif. Penelitian ini bertujuan untuk memilih ekstrak kayu teras Acacia berdasarkan aktivitas antioksidan, toksisitas, dan profil fitokimianya, serta mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak terpilih. Lima ekstrak metanol dari kayu teras Acacia dievaluasi aktivitas antioksidannya menggunakan tiga uji yang berbeda menggunakan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl dan 2,2'-azino-bis(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid serta uji kekuatan reduksi dengan ferric reducing antioxidant power. Toksisitas ekstrak diuji terhadap larva Artemia salina. Profil fitokimia ekstrak diidentifikasi melalui kandungan senyawa fenolik, flavonoid, dan tanin. Parameter antioksidan, toksisitas, dan fitokimia selanjutnya digunakan dalam penentuan ekstrak terbaik dengan analisis multivariat berupa penentuan koefisien korelasi pearson dan analisis komponen utama yang dikombinasikan dengan analisis gerombol. Dua ekstrak terpilih diidentifikasi senyawa bioaktifnya menggunakan kromatografi cair ditandem dengan spektrometri massa. Hasil menunjukkan ekstrak A. crassicarpa menunjukkan aktivitas antioksidan, fenolik, dan kandungan tanin terhidrolisis tertinggi tetapi toksisitas rendah. Ekstrak A. mangium memiliki kandungan flavonoid dan tanin terkondensasi yang tinggi, sedangkan A. decurrrens memiliki toksisitas tertinggi tetapi aktivitas antioksidan yang rendah. Korelasi Pearson menunjukkan tidak ada korelasi antara ketiga parameter antioksidan terhadap toksisitas. Selain itu, parameter fitokimia menunjukkan adanya hubungan terhadap parameter antioksidan dan toksisitas dengan kecenderungan yang berbeda. Parameter kandungan fenolik total dan tannin terhidrolisis menunjukkan korelasi yang baik terhadap parameter antioksidan sedangkan parameter kandungan tanin terkondensasi dan flavonoid menunjukkan asosiasi yang baik terhadap toksisitas. Analisis komponen utama menunjukkan setiap parameter memiliki korelasi yang berbeda terhadap dimensi komponen utama yang dibangun (KU1 dan KU2). Variasi dari setiap parameter ini menghasilkan individu yang terkelompok terhadap sesamanya pada score plot. Berdasarkan analisis gerombol, ekstrak terbagi menjadi tiga kelompok dengan karateristik yang spesifik untuk setiap kelompok. Ekstrak kayu teras A. crassicarpa dan A. auriculiformis dipilih sebagai ekstrak terbaik. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ekstrak tersebut didominasi oleh senyawa fenolik, juga antrakuinon dan xanton.
Collections
- MT - Forestry [1419]