Review: Potensi Jahe (Zingiber officinale) terhadap Mikroorganisme Penyebab Penyakit pada Hewan
Abstract
Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu jenis tanaman yang secara
turun-temurun digunakan untuk mengobati berbagai penyakit misalnya, nyeri
tenggorokan, batuk kering, masuk angin, gatal-gatal, muntah, dan diare. Jahe juga
memiliki manfaat untuk mengobati penyakit yang diakibatkan oleh mikroorgaisme
patogen penyebab timbulnya kerugian dalam kehidupan manusia. Secara ilmiah,
pengujian khasiat jahe terhadap mikroorganisme patogen pada manusia khususnya
secara in vitro dan in vivo telah banyak dilakukan. Beberapa mikroorganisme
patogen pada manusia juga dapat menginfeksi hewan sehingga jahe memiliki
potensi untuk mengobati penyakit infeksi pada hewan. Namun, sejauh ini belum
dikompilasi jenis-jenis mikroorganisme patogen pada hewan yang dapat dihambat
pertumbuhannya menggunakan jahe. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
memperoleh informasi mengenai jenis-jenis mikroorganisme pada hewan yang
dapat dihambat pertumbuhannya menggunakan jahe melalui studi pustaka jurnal
ilmiah. Metode dimulai dengan mengumpulkan data dari jurnal ilmiah yang
diperoleh melalui Pubmed, ScienceDirect, dan Google Scholar yang berkisar dari
tahun 2010 hingga tahun 2020 yang memuat informasi ilmiah mengenai potensi
jahe sebagai antibakteri, antiparasit, antijamur, dan antivirus. Hasil penelusuran
menunjukkan bahwa kandungan senyawa fenol pada rimpang jahe dapat
menyebabkan kematian pada bakteri dan melisiskan dinding sel jamur. Jahe dapat
mengurangi parasitemia dan menghambat replikasi virus. Mikroorganisme yang
dapat dihambat pertumbuhannya adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis, Streptococcus pyogenes, Bacillus cereus, Escherichia coli, Salmonella
typhimurium, Pseudomonas aeruginosa, Mycoplasma gallisepticum, Edwardsiella
tarda, Aeromonas hydrophila, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger,
Aspergillus flavus, Candida albicans, Microsporum gypseum, Toxoplasma gondii,
dan Trypanosoma brucei brucei. Jahe juga dapat menghambat replikasi virus Avian
Influenza dan Feline Calici Virus (FCV). Ginger (Zingiber officinale) is a type of plant that has been used for
generations to treat various diseases, for example, sore throat, dry cough, colds,
itching, vomiting, and diarrhea. Ginger also has benefits for treating diseases caused
by pathogenic that cause losses in human life. Scientifically, testing the efficacy of
ginger against pathogenic microorganisms in humans, especially in vitro and in
vivo, has been widely carried out. Several pathogenic microorganisms in humans
can also infect animals so that ginger has the potential to treat infectious diseases in
animals. But so far, the types of pathogenic microorganisms in animals that can be
inhibited by ginger have not been compiled through literature studies in scientific
journals. Therefore, this study aims to obtain information about the types of
microorganisms in animals that can be inhibited using ginger through a literature
study of scientific journals. This study method begins by collecting data from
scientific journals obtained through Pubmed, ScienceDirect, and Google Scholar,
from 2010 to 2020 which contain scientific information about the potential of ginger
as an antibacterial, antifungal, antiparasitic, and antiviral. The result showed that
the content of phenolic compounds in ginger rhizome is bactericidal and can lyse
fungal cell walls. Ginger can reduce parasitemia and inhibit viral replication. The
microorganisms that can be inhibited with ginger are Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes, Bacillus cereus, Escherichia
coli, Salmonella typhimurium, Pseudomonas aeruginosa, Mycoplasma
gallisepticum, Edwardsiella tarda, Aeromonas hydrophila, Aspergillus fumigatus,
Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Candida albicans, Microsporum gypseum,
Toxoplasma gondii, and Trypanosoma brucei brucei. Ginger can also inhibit
replication of the Avian Influenza Virus and Feline Calici Virus (FCV).