dc.description.abstract | Kedelai merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia setelah padi
dan jagung. Salah satu kendala dalam budi daya kedelai ialah adanya serangan
patogen yang mengakibatkan produksi kedelai menjadi rendah. Di Kabupaten
Wonogiri, petani kedelai lebih banyak menggunakan benih hasil produksi sendiri.
Oleh karena itu, dilakukan suatu studi kasus di Wonogiri yang bertujuan untuk
memperoleh informasi kesehatan benih kedelai produksi mandiri petani.
Kesehatan benih kedelai dievaluasi melalui uji kesehatan benih. Uji kesehatan
benih yang diamati berupa persentase benih yang terinfeksi dan persentase
perkecambahan normal. Percobaan dilakukan dengan rancangan faktorial dalam
acak lengkap (dengan ukuran 3x2). Terdapat dua faktor perlakuan, yaitu
berdasarkan asal benih (Desa Genuk, Suru, dan Sumberejo) dan disinfektan (tanpa
NaOCl 1% / kontrol dan NaOCl 1%). Metode uji dilakukan dengan
menggunakan blotter test yang termodifikasi. Identifikasi cendawan terbawa
benih dilakukan berdasarkan morfologi cendawan yang mengacu pada kunci
identifikasi. Data dianalisis dengan sidik ragam dan uji lanjut Tukey α = 0.05
menggunakan aplikasi SAS 9.4. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan
tingkat persentase infeksi benih, benih kedelai asal produksi mandiri petani di
Wonogiri belum layak dijadikan sebagai sumber benih sehat, benih asal Desa
Suru terinfeksi dan terkontaminasi Aspergillus niger dan A. flavus dengan
persentase infeksi yang tinggi (rata-rata 90%). Namun, berdasarkan persentase
perkecambahan normal, benih asal Desa Sumberejo layak dijadikan sebagai
sumber benih. Cendawan yang terdeteksi terbawa benih kedelai hanya A. niger
dan A. flavus. Populasi A. niger dan A. flavus yang tinggi berpotensi menutupi
pertumbuhan cendawan lain yang terbawa benih. | id |