Show simple item record

dc.contributor.advisorMandang, Tineke
dc.contributor.advisorPurwanto, Moh. Yanuar Jarwadi
dc.contributor.advisorSolahudin, Mohamad
dc.contributor.authorYanti, Delvi
dc.date.accessioned2021-01-05T03:33:59Z
dc.date.available2021-01-05T03:33:59Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105125
dc.description.abstractPelaksanaan operasi jaringan irigasi saat ini menunjukkan kinerja yang belum optimal. Petani sering menerima air irigasi tidak tepat jumlah dan tidak tepat waktu. Dengan kondisi kerusakan jaringan irigasi secara makro cukup besar, maka pengelolaan irigasi yang lebih aktual sangat diperlukan. Dengan demikian peranan irigasi dalam pemenuhan kebutuhan air dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Perkembangan teknologi dalam bidang irigasi terus dilakukan guna meningkatkan efisiensi penggunaan air serta untuk memaksimalkan water productivity sebagai tujuan modernisasi irigasi, salah satunya yaitu irigasi intermittent yang merupakan teknologi irigasi hemat air. Irigasi hemat air pada padi sawah merupakan upaya untuk menekan kehilangan air di petakan sawah untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil gabah per satuan luas dan volume air. Selain dari penerapan irigasi hemat air, penentuan pola tanam juga sangat berpengaruh terhadap water productivity suatu irigasi. Ketersediaan air irigasi menentukan pola tanam yang akan diterapkan. Di samping pola tanam, sistem pengolahan tanah juga berpengaruh terhadap water productivity suatu daerah irigasi. Pengolahan tanah sangat berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mengurangi laju perkolasi air pada lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengelolaan operasi irigasi intermittent. Model pengelolaan operasi irigasi yang dikembangkan fokus pada penghematan air, untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan memaksimalkan water productivity. Beberapa pembahasan dalam riset ini antara lain: (1) pengaruh pengolahan tanah dan penambahan jerami terhadap kebutuhan air penyiapan lahan padi sawah; (2) studi dampak irigasi hemat air pada budidaya padi terhadap produktivitas dan nilai manfaat air irigasi; (3) analisis pola tanam dengan Citra MODIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pengolahan tanah dengan bajak dan gelebeg bertenaga traktor tangan dan penambahan jerami sebanyak 15.6 ton/ha berpengaruh terhadap sifat fisik tanah dan kebutuhan air penyiapan lahan. Pengolahan tanah dua tahap dengan penambahan jerami segar sebanyak 15.6 ton/ha (PT2J1) yaitu sebesar 197.01 mm atau 9.85 mm/hari. Kebutuhan air penyiapan lahan pada percobaan ini tidak jauh berbeda dengan kebutuhan air penyiapan lahan pada Kriteria Perencanaan Irigasi 01 oleh Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan Umum (1986) yaitu sebesar 250 mm (8.33 mm/hari) atau 300 mm (10 mm/hari) dengan lama pengolahan 30 hari dan tanah bertesktur berat. Penerapan irigasi hemat air dengan pengaturan ketersediaan air lahan pada kondisi kapasitas lapang memberikan hasil produktivitas padi aktual lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi jenuh dan 50 % air tersedia. Produktivitas lahan aktual tertinggi yaitu 7 ton/ha, dengan nilai produktivitas air tanaman sebesar 2.15 kg/m3, nilai produktivitas air irigasi untuk mencukupi kebutuhan sebesar 1.70 kg/m3, dan nilai manfaat air sebesar 1.17 kg/m3. Pada Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur terdapat 3 (tiga) musim tanam dalam satu tahun kalender tanam dengan pola tanam dua kali padi dan satu kali iii palawija atau campuran (padi dan palawija). Akurasi penentuan jenis tanaman berdasarkan hasil analisis data NDVI citra MODIS pada MT 1 sebesar 80%, MT 2 sebesar 80%, dan MT 3 sebesar 70 %. Model pengelolan operasi irigasi intermittent pada Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur dengan pola tanam padi-padi-palawija, yaitu pengaturan air irigasi dengan sistem golongan dengan urutan awal musim tanam golongan 2 (November 1), golongan 3 (November 2), dan golongan 1 (Desember 1). Selang interval pemberian air irigasi adalah 3 hari, dengan rata-rata pemberian air irigasi per hari pada MT 1 yaitu 0.40 liter/detik/ha (golongan 1), 0.50 liter/detik/ha (golongan 2), dan 0.34 liter/detik/ha (golongan 3). Pada MT 2 yaitu 0.43 liter/detik/ha (golongan 1), 0.46 liter/detik/ha (golongan 2), dan 0.38 liter/detik/ha (golongan 3). Pada MT 3 yaitu yaitu 0.48 liter/detik/ha (golongan 1), 0.46 liter/detik/ha (golongan 2), dan 0.37 liter/detik/ha (golongan 3). Pengembangan model pengelolaan operasi irigasi intermittent mempunyai peluang dalam meningkatkan kinerja irigasi, terutama dalam peningkatan produktivitas air irigasi, sesuai dengan sasaran dari modernisasi irigasi. Dimana sistem pembagian dan pemberian airnya didasarkan kebutuhan air (on demand). Pengaturan ketersediaan air irigasi pada kapasitas lapangan, mampu menerapkan konsep pengelolaan irigasi intermittent, yaitu interval pemberian air irigasinya 3 hari. Pengelolaan operasi irigasi intermittent bertolak dari nilai set point karakteristik tanah, yaitu pada kondisi kapasitas lapang. Perencanaan operasi irigasi berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan debit andalan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural Engineeringid
dc.titleModel Pengelolaan Operasi Irigasi Intermittent pada Pengembangan Modernisasi Irigasiid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordirigasi hemat airid
dc.subject.keywordmodernisasi irigasiid
dc.subject.keywordproduktivitas air irigasiid
dc.subject.keywordoperasi irigasi intermittentid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record