Analisis Konflik dan Persepsi terhadap Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Desa Aek Nabara
View/ Open
Date
2020Author
Pangaribuan, Ivana Joy Pauline
Putro, Haryanto R.
Sunkar, Arzyana
Metadata
Show full item recordAbstract
Cagar Alam Dolok Sibual-buali (CADS) merupakan habitat dengan populasi Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) terkecil (31 individu). Letak CADS berbatasan langsung dengan Desa Aek Nabara yang 94% masyarakatnya adalah petani. Salah satu komoditas yang disukai oleh Orangutan tapanuli yaitu durian (Durio zibethinus) telah menyebabkan kerusakan pohon dan kerugian hasil panen durian. Penelitian ini mengidentifikasi kerugian yang dialami serta persepsi masyarakat Desa Aek Nabara terhadap Orangutan tapanuli. Penelitian juga dilakukan di Desa Gunung Marijo untuk membandingkan hasil panen durian. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi lapang dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif, Mann-Whitney, dan Chi-square. Kerugian panen yang dialami Desa Aek Nabara diindikasikan oleh produktifitas durian/ha yaitu 61 buah/ha bagi masyarakat yang mengalami konflik dan 327 buah/ha bagi yang tidak konflik. Berbeda dengan Desa Gunung Marijo, yang terdapat gangguan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) namun memiliki produktifitas sebesar 4.562 buah/ha. Meskipun demikian, nilai uji Mann-Whitney (0,152) dan Chi-Square mendapatkan persamaan persepsi antara masyarakat yang konflik dengan yang tidak (Cukup Baik). Persepsi masyarakat dipengaruhi jenis kelamin (0,402) dan pengetahuan yang seragam terbentuk karena konflik terjadi turun-temurun. Faktor budaya dan pengalaman berpengaruh besar terhadap persepsi dan perilaku masyarakat dalam upaya konservasi. Pengembangan program wisata Orangutan tapanuli dapat dikembangkan sebagai upaya mengurangi konflik di kebun masyarakat.