Interaksi dan Persepsi Masyarakat Desa Sukaharja Terhadap Hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Sekitarnya
Abstract
Berdasarkan mandat Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 Pasal 49 ayat 1
dan 2, pengelolaan kawasan konservasi harus mampu memberikan manfaat bagi pihak
yang berkepentingan, termasuk masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan
konservasi. Pengelolaan kawasan konservasi yang berkaitan dengan masyarakat
memerlukan pemahaman karakteristik interaksi dan persepsi masyarakat terhadap
kawasan tersebut, sehingga dapat menciptakan pengelolaan kawasan yang lebih baik
dan tersinkronisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi interaksi dan
persepsi masyarakat Desa Sukaharja, Cijeruk, Bogor terhadap hutan di Taman
Nasional Gunung Halimun Salak dan sekitarnya. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi lapang, dan studi literatur. Pemilihan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling. Total sampel berjumlah 60 responden
yang terdiri dari dua kategori responden, yaitu masyarakat yang berprofesi petani dan
bukan petani. Data kemudian dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif dengan skala
likert dan Uji beda Mann-Whitney. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 78.33%
masyarakat Desa Sukaharja masih melakukan interaksi terhadap hutan di kawasan
TNGHS dan sekitarnya. Interaksi yang dilakukan didominasi oleh bentuk interaksi
pemanfaatan hasil hutan sebesar 61.04%, mencakup kegiatan pemanfaatan jasa
lingkungan dan hasil hutan bukan kayu. Mayoritas masyarakat (81.67%) memiliki
persepsi positif terhadap hutan dan perilaku yang mendukung konservasi. Hal tersebut
terbentuk karena adanya kesadaran bahwa masyarakat memiliki ketergantungan
terhadap manfaat jasa lingkungan dan sumberdaya hutan di kawasan TNGHS dan
sekitarnya. Hasil uji beda Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
persepsi yang signifikan antara petani dan bukan petani.