Komunikasi Konvergen dan Energi Sosial Budaya Kreatif Masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara.
Abstract
Kemiskinan masih menjadi masalah bagi sebagian orang di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, terutama di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), yang
mencakup penduduk miskin perkotaan dan penduduk miskin pedesaan, dimana
keberadaanmasyarakat miskin dan hidup dalam berbagai permasalahan kemiskinan
hingga kini masih mewarnai sebagian masyarakat yang berada di wilayah pedesaan.
Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, masyarakat pedesaan Kabupaten TTU
memiliki tradisi dan budaya yang sejalan dengan konsep energi sosial budaya
kreatif melalui yaitu tradisi “tok tabua” (duduk bersama) dan “meup tabua” (kerja
bersama). Tradisi tok tabua dan meup tabua menggambarkan komponenkomponen
konvergensi komunikasi yaitu mutual understanding, mutual
agreement, collective action, yaitu mengutamakan tindakan partisipatif dalam
setiap kegiatan maupun pekerjaan apapun. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis
karakteristik masyarakat, dukungan lingkungan, modal sosial, komunikasi
konvergen dan energi sosial budaya kreatif, serta (2) menganalisis faktor
karakteristik masyarakat, dukungan lingkungan, modal sosial yang berpengaruh
terhadap komunikasi konvergen dan energi sosial budaya kreatif masyarakat
pedesaan di Kabupaten TTU.
Metode pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan didukung
oleh data kualitatif sebagai pelengkapnya. Pemilihan desa menggunakan teknik
cluster sampling dengan pertimbangan tradisi dan budaya di Kabupaten TTU.
Sebanyak 90 kepala keluarga dari Desa Tamkesi, Desa Ainiut dan Desa Noeltoko,
dipilih sebagai responden menggunakan teknik acak sederhana dan metode rule of
thumb. Data mencakup data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan
analisis model Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial budaya yang ada pada
masyarakat pedesaan ternyata mampu mengatasi keterbatasan dan kemiskinan yang
ada. Sejalan dengan hasil analisis pengembangan energi sosial budaya kreatif
dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat, modal sosial dan komunikasi
konvergen. Namun, dukungan lingkungan ternyata tidak meningkatkan komunikasi
konvergen dan energi sosial budaya kreatif, justru membuat komunikasi konvergen
dan energi sosial budaya kreatif semakin lemah. Kondisi ini menunjukkan bahwa
diperlukan peran pemerintah dalam mengembangkan konsep energi sosial budaya
kreatif melalui pendekatan komunikasi konvergen sesuai dengan tradisi dan budaya
masyarakat pedesaan Kabupaten TTU.
Collections
- MT - Human Ecology [2275]