Ekstraksi Selulosa Nanokristal Sawit melalui Hidrolisis Asam Padat serta Aplikasinya dalam Biokomposit Karagenan
Abstract
Peningkatan produksi CPO sebagai komoditi strategis nasional secara
langsung juga meningkatkan jumlah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai
limbah padat hasil pengolahan CPO dengan proporsi 25 – 26 % dari jumlah TBS
yang diolah. Komponen utama TKKS adalah selulosa (37.3 – 46.5 %),
hemiselulosa (25.3 – 33.8 %) dan lignin (27.6 – 32.5 %) sehingga berpotensi
digunakan sebagai bahan baku untuk produk turunan selulosa bernilai ekonomi
tinggi, salah satunya adalah selulosa nanokristal (CNC).
Tujuan penelitian ini secara umum adalah mengekstraksi selulosa
nanokristal dari serat TKKS melalui hidrolisis asam padat berupa asam
fosfotungstat (PTA). Pemberian asam perasetat (PAA) juga dilakukan pada tahap
pra-perlakuan bahan baku untuk memaksimalkan eliminasi komponen non
selulosa. Selulosa nanokristal hasil ekstraksi kemudian diaplikasikan dalam
biokomposit film karagenan dan dievaluasi transparansi, kuat tarik, elongasi, serta
laju transmisi uap air (WVTR).
Pemberian asam perasetat pada konsentrasi 2.5, 5 dan 7.5 % dengan waktu
reaksi 2, 4 dan 6 jam mampu meningkatkan kadar selulosa di dalam bahan baku.
Kondisi terpilih diperoleh pada konsentrasi PAA 2.5 %, waktu kontak 2 jam
dengan kandungan selulosa 81.01 ± 1.18 %, indeks kristalinitas 75.07 ± 0.33 %
dan kecerahan (L*) 96.27 ± 0.15 %. Tidak ada perubahan morfologi serat yang
signifikan antara serat alkali dan setelah pra-perlakuan PAA meskipun terdapat
penurunan diameter dari individual fibre.
Hidrolisis asam fosfotungstat dengan perlakuan konsentrasi asam 55, 65 dan
75 % dan waktu hidrolisis 15, 30 dan 45 jam mampu menghasilkan selulosa
nanokristal (CNC). Selulosa nanokristal yang diperoleh dari kondisi hidrolisis
terpilih pada konsentrasi PTA 65 % dan waktu hidrolisis 15 jam memiliki indeks
kristalinitas 81.23 ± 0.30 %, L* value (lightness) 92.14 ± 2.28 %, terdekomposisi
pada suhu 285.1 °C, serta memiliki morfologi partikel berbentuk batang pendek
dengan ukuran diameter partikel 15 – 79 nm dan panjang 88 – 411 nm
berdasarkan hasil analisis TEM.
Biokomposit film karagenan dibuat dengan menambahkan CNC pada
konsentrasi 0 – 0.5 % b/b. Penambahan selulosa nanokristal mampu
meningkatkan kuat tarik dan elongasi pada konsentrasi CNC sebanyak 0.1 %
meskipun perbedaan yang diberikan belum signifikan. Penambahan CNC dalam
matriks karagenan juga mampu menurunkan laju transmisi uap air (WVTR) pada
semua perlakuan dengan nilai WVTR terendah diperoleh dari perlakuan
penambahan CNC sebanyak 0.3 % dengan penurunan WVTR sebesar 7.28 %
dibandingkan kontrol tanpa penambahan CNC.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2336]