Biosafety Penggunaan Implan Tulang Berbahan Dasar Besi Biodegradasi sebagai Penanganan Jangka Panjang Fraktur Tibia pada Domba.
View/ Open
Date
2020Author
Siallagan, Sitaria Fransiska
Noviana, Deni
Boediono, Arief
Estuningsih, Sri
Silalahi, Marzuki
Metadata
Show full item recordAbstract
Implan berbahan dasar biomaterial terdegradasi telah banyak diteliti selama
beberapa dekade sebagai implan ortopedik. Beberapa biomaterial terdegradasi
yang paling diminati adalah implan berbahan dasar magnesium dan besi. Besi
merupakan material yang masih diperdebatkan penggunaannya baik sebagai
implan tulang ataupun sebagai stent pembuluh darah. Namun demikian, beberapa
penelitian menyatakan bahwa material ini memiliki potensi untuk digunakan
sebagai biomaterial terdegradasi. Meskipun telah banyak penelitian yang
dilakukan terhadap material besi, namun efek jangka panjang material ini terhadap
tubuh masih belum diketahui dengan pasti.
Penelitian ini dibagi menjadi dalam tiga tahap yaitu karakterisasi material,
pengujian in-vitro dan pengujian in-vivo. Seluruh rangkaian penelitian ini telah
disetujui oleh Komite Perawatan dan Penggunaan Hewan, Rumah Sakit Hewan
Pendidikan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Nomor 12-
2015 RSHP FKH-IPB. Karakterisasi material dilakukan menggunakan scanning
electron microscope yang disertai dengan energy dispersive spectrometer dan
xray diffraction. Pengujian in-vitro sitoksitas dilakukan dengan penghitungan
jumlah sel yang dihitung menggunakan hemositometer dan microtetrazolium
assay. Pengujian in-vivo dilakukan menggunakan hewan model domba jantan
berusia 1-2 tahun. Pengamatan dilakukan selama 9 bulan waktu observasi yang
meliputi pengamatan konsentrasi mineral darah (kalsium, fosfor dan besi), profil
darah tepi, kimia darah dan diakhiri dengan dengan pengamatan histopatologi
pada area fraktur.
Karakterisasi material menunjukkan permukaan implan berbahan dasar besi
memiliki pori yang lebih besar dan tidak beraturan, serta permukaan yang lebih
kasar dibandingkan dengan implan berbahan dasar stainless steel. Permukaan
dengan pori yang lebih banyak menyebabkan interaksi antara material implan
dengan cairan kultur lebih tinggi sehingga akan menginduksi hasil degradasi
material yang lebih cepat. Hal ini menyebabkan viabilitas sel endotel yang
digunakan pada uji in-vitro tidak setinggi viabilitas sel dari implan stainless steel.
Pada uji in-vivo, penelitian ini menggunakan domba sebagai hewan coba.
Delapan ekor domba dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang
diimplantasi dengan material berbahan dasar besi dan stainless steel. Pada
pengukuran konsentrasi besi menunjukkan bahwa konsentrasi besi hasil degradasi
implan berbahan dasar besi sejalan dengan waktu pengamatan. Implan berbahan
dasar besi tidak menunjukkan perubahan jumlah eritrosit, konsentrasi
hemoglobin, persentase hematokrit, serta jumlah trombosit yang berarti sebagai
efek dari hemolisis serta persembuhan tulang post implantasi. Hal ini dikarenakan
besi merupakan salah satu komponen penyusun eritrosit.
Implan berbahan dasar besi menunjukkan reaksi inflamasi yang lebih tinggi
dilihat dari profil leukosit pada beberapa periode dibandingkan dengan implan
stainless steel meskipun nilainya tidak signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh
permukaan implan yang lebih kasar. Hasil degradasi sejalan dengan lamanya
periode implantasi dan persembuhan tulang.
Implan berbahan dasar besi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan
pada pemeriksaan enzim hati. Sementara pengamatan terhadap fungsi ginjal
menunjukkan hasil yang lebih beragam, meskipun perubahan tersebut masih dapat
ditoleransi oleh fungsi ginjal. Kreatinin tidak hanya berhubungan dengan fungsi
ginjal, namun juga masa otot skeletal dan densitas tulang. Pada pemeriksaan
tulang tibia secara histopatologis terlihat adanya vaskularisasi dan osteosit muda
yang berkembang pada kedua kelompok implan dan tidak terjadi perbedaan yang
signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa material
berbahan dasar besi tidak menginduksi reaksi hemolisis dan inflamasi yang
berlebihan. Implan berbahan dasar besi juga tidak menginduksi penurunan fungsi
organ hati dan ginjal, serta respon lokal dari area implantasi yang berlebihan. Oleh
sebab itu, implan berbahan dasar besi berpotensi sebagai implan tulang
terdegradasi.
Collections
- DT - Veterinary Science [286]