Karakteristik dan Ketahanan Kayu Mahoni (Swietenia sp.) Terimpregnasi Alkaline Copper Quaternary sebagai Kontruksi Cooling Tower
View/Open
Date
2020Author
Noviana, Ria
Bahtiar, Effendi Tri
Rahayu, Istie Sekartining
Metadata
Show full item recordAbstract
Cooling tower merupakan suatu konstruksi yang didesain untuk
mendinginkan mesin dan aliran fluida di dalam mesin dengan cara menurunkan
suhu air pada suatu industri khususnya dalam Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB). Bahan baku yang sering digunakan menurut Cooling Tower
Institute Standard (CTI Standard) adalah kayu redwood (Sequoia sempervirens)
dan Douglas fir (Pseudotsuga menziesii) yang berasal dari Amerika Utara. Kayu
lokal diharapkan mampu menggantikan kedua kayu tersebut mengingat spesies
kayu yang ada di Indonesia sangat beragam, sehingga dapat menurunkan biaya
ekonomi dan lebih praktis. Kayu mahoni (Swietenia sp.) dipilih untuk
menggantikan kedua kayu tersebut. Pengawetan menggunakan bahan pengawet
Alkaline Copper Quaternary (ACQ) dengan konsentrasi 5% melalui metode
impregnasi vakum-tekan-vakum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
struktur anatomi kayu, efektivitas pengawet ACQ terhadap kayu (retensi dan
penetrasi), pengaruh pengawetan kayu terhadap sifat fisis, sifat mekanis,
ketercucian pengawet ACQ dan ketahanan kayu terhadap rayap tanah, nilai
tegangan ijin kayu beserta analisis kelayakan kayu sebagai komponen cooling
tower sesuai dengan standar CTI sehingga dapat diperkirakan kelayakan dan masa
pakai kayu mahoni untuk konstruksi cooling tower. Penentuan nilai tegangan ijin
menggunakan distribusi parametrik dan non-parametrik sehingga diketahui sebaran
data yang dihasilkan dan nilai tegangan ijin terbaik. Nilai tegangan ijin kayu mahoni
dibandingkan dengan nilai tegangan ijin kayu redwood dan Douglas fir yang telah
ditetapkan dalam standar CTI dan penelitian sebelumnya. Nilai tegangan ijin yang
diperoleh menunjukkan bahwa kayu mahoni memiliki potensi digunakan sebagai
konstruksi coling tower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai retensi yaitu
sekitar 12.89%, sedangkan nilai penetrasi copper sebesar 39.14% dan quats sebesar
44.75%. Nilai retensi memenuhi standar sedangkan penetrasi tidak. Nilai
kehilangan berat kayu pada proses ketercucian kayu dengan menggunakan air suhu
51 ℃ lebih besar dibandingkan dengan menggunakan air dengan suhu ruangan.
Kadar air kayu mahoni turun setelah dilakukan pengawetan, sedangkan nilai berat
jenis dan kerapatan meningkat. Pengawet ACQ yang digunakan efektif dalam
melindungi kayu dari serangan mikroorganisme maupun rayap. Hal tersebut
dibuktikan dengan tidak adanya bekas gigitan rayap ataupun jamur yang menempel
pada kayu mahoni. Uji T (T-test) dengan ragam sama (Two-Sample Assuming
Equal Variances) digunakan untuk mengetahui pengaruh pengawet ACQ terhadap
masing-masing pengujian dan hasil yang diperoleh bervariasi pada setiap pengujian.
Collections
- UT - Forestry Products [2406]