dc.description.abstract | Pemilihan jenis tanaman penghijauan di perkotaan bersifat dinamis dan
berkembang sesuai dengan perubahan visi kota. Pada umumnya, wilayah perkotaan
memiliki tingkat pencemaran udara CO2 yang cukup tinggi dibandingkan dengan
wilayah perdesaan. Oleh karena itu, pemilihan jenis tanaman untuk wilayah
perkotaan pada umumnya mempertimbangkan daya adaptasi tinggi dan memiliki
kapasitas fiksasi karbon yang tinggi. Seiring dengan trend penanaman tanaman
buah di perkotaan, maka evaluasi tanaman buah yang memiliki laju fotosintesis
(fiksasi karbon) yang tinggi sangat diperlukan. Penelitian bertujuan mengetahui
jenis tanaman buah yang memiliki laju fotosintesis tinggi untuk direkomendasikan
sebagai tanaman penghijauan kota. Karakterisasi 15 jenis tanaman buah dilakukan
pada tanaman yang ada di Kebun Percobaan Leuwikopo dan analisis laboratoriuk
di lakukan di Laboratorium Mikroteknik, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor pada Desember 2019 sampai Januari 2020. Data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dianalisis dengan uji F pada taraf 5%, apabila data berbeda nyata
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tanaman buah memiliki laju fotosintesis yang berbeda-beda. Jenis tanaman
yang memiliki laju fotosintesis tinggi adalah rambutan (Nephelium lappaceum)
yaitu 30.84 μmol CO2 m-2s-1, pisang (Musa paradisiaca) 29.94 μmol CO2 m-2s-1,
dan durian (Durio zibethinus) 29.73 μmol CO2 m-2s-1. Tanaman sukun memiliki
nilai konduktansi stomata yang tinggi yaitu 0.1724 mol H2O m-2s-1 dengan laju
transpirasi yang tinggi yaitu 0.0063 mol H2O m-2s-1, tetapi memiliki laju fotosintesis
yang relatif rendah. Secara morfologi, tanaman rambutan memiliki tingkat
kerimbunan sedang, mampu sebagai peneduh, tingkat sampah serasah yang sedang
sehingga relatif mudah dipelihara. Dengan demikian, tanaman rambutan
direkomendasikan untuk agroekologi kota. Namun demikian, perlu penelitian lebih
lanjut terkait aspek keamanan konsumsi buah yang dihasilkan di kota. | id |