Identifikasi Penciri Morfologi Daun serta Karakterisasi DNA Barcode pada Lima Spesies Shorea
View/Open
Date
2019Author
Rosdayanti, Henti
Siregar, Iskandar Zulkarnaen
Siregar, Ulfah Juniarti
Metadata
Show full item recordAbstract
Shorea merupakan genus penghasil kayu komersial yang pada habitat asli
keberadaannya sudah jarang ditemukan, sehingga perlu dilakukan upaya
penanaman. Identifikasi spesies merupakan hal penting dalam kegiatan
penanaman, termasuk pada budidaya Shorea.
Penelitian identifikasi karakter penciri morfologi daun terhadap Shorea.
leprosula, S. ovalis, S. guiso dan S. parvifolia bertujuan untuk mengkaji karakter
penciri agar memudahkan identifikasi di lapangan. Lima daun diambil dari lima
individu per spesies. Duabelas variabel morfologi dianalisis PCA dengan software
Past dan analisis Clustergram mengunakan software heatmap. Hasil analisis
menunjukan bahwa dari duabelas variabel yang diamati, hanya enam variabel
yang nilainya dapat mempengaruhi penciri morfologi daun, yaitu keliling daun,
luas daun, panjang daun keseluruhan, aspect ratio, form factor dan perimeter ratio
of diameter. Bentuk ujung daun dari keempat spesies memiliki nilai yang sama
yaitu acuminate (meruncing). Karakter daun S. ovalis mirip dengan S. guiso dan
S. leprosula mirip dengan S. parvifolia. Hanya karakter LP (panjang dari pangkal
daun ketitik terlebar daun) yang menunjukan nilai berbeda pada keempat Shorea
yang dibandingkan. S. ovalis, memiliki nilai LP paling tinggi, disusul S. guiso dan
S. leprosula, sedangkan S. parvifolia memiliki nilai LP yang paling rendah.
Penelitian karakterisasi DNA barcode pada S. leprosula, S.ovalis, S. guiso S.
acuminata dan S. parvifolia bertujuan untuk mendapatkan informasi karakter
wilayah ITS 1 dan ITS 2 sebagai kandidat DNA barcode berdasarkan kemudahan
amplifikasi, diskriminasi hasil BLAST, barcoding gap dan pohon filogenetik
yang terbentuk. Data dianalisis menggunakan software CodonCode aligner
V.8.0.2 dan software MEGA. Hasil penelitian menunjukan bahwa DNA Barcode
ITS 1 lebih mudah dalam amplifikasi PCR, namun sekuen yang dihasilkan
memiliki tingkat kemiripan yang rendah dengan data referensi. Berdasarkan
analisis barcoding gap keduanya belum mampu memisahkan jarak intra dan
interspesifik, sedangkan berdasarkan konstruksi pohon filogenetik, belum mampu
menghasilkan polarisasi karakter pada sampel yang diuji terutama untuk karakter
plesimorfik. Oleh karena itu, DNA Barcode ITS 1 dan ITS 2 ini belum bisa
digunakan untuk identifikasi spesies dari Shorea terutama pada kelima spesies
yang digunakan dalam penelitian ini.
Collections
- MT - Forestry [1445]