Show simple item record

dc.contributor.advisorHambali, Erliza
dc.contributor.advisorPari, Gustan
dc.contributor.advisorSuryani, Ani
dc.contributor.authorYanti, Rina Novia
dc.date.accessioned2020-07-27T03:36:20Z
dc.date.available2020-07-27T03:36:20Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103201
dc.description.abstractKebutuhan energi dari waktu ke waktu semakin bertambah dengan sumber energi fosil. Namun sumber energi fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbahurui dan akan mengalami kelangkaan maka perlu dicari energi alternatif. Beberapa energi alternatif yang bisa menggantikan bahan bakar fosil adalah air, energi matahari, angin, energi termal dan energi biomassa. Energi biomassa dari perkebunan salah satunya adalah biomassa dari limbah perkebunan kelapa sawit. Indonesia penghasil kelapa sawit terbesar dunia dengan luas lahan sampai tahun 2018 seluas 14.3 juta ha (BPS 2019). Dengan luasan tersebut akan menghasilkan biomassa berupa batang hasil replanting, pelepah, tandan kosong kalapa sawit (TKKS), cangkang dan serat buah. Teknologi yang digunakan untuk mengolah biomassa kelapa sawit salah satunya adalah teknologi hidrotermal pirolisis (HP). HP adalah dekomposisi termal senyawa organik tanpa oksigen pada suhu (275-300 °C ), waktu tinggal 0.2 – 1 jam dengan tekanan tinggi (5-20 MPa) dalam ketiadaan oksigen untuk menghasilkan cairan, gas dan arang dengan atau tanpa menambahkan katalis. Dalam penelitian ini, HP menggunakan pelarut asap cair yang berasal dari biomassa sawit. Crude bio oil belum bisa dijadikan langsung sebagai bahan bakar namun perlu dilakukan upgrading dengan penambahan katalis. Katalis yang digunakan adalah katalis arang aktif impregnasi nikel (AA/Ni) dan zeolit alam aktif impregnasi nikel (ZAA/Ni). Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : (1) menghitung potensi limbah padat kelapa sawit, (2) menganalisa karakteristik katalis ZAA dan AA impregnasi Ni, dan (3) mengalisa sifat fisik dan kimia crude bio oil dan bio oil. Penelitian tahap pertama yaitu menghitung limbah perkebunan kelapa sawit yang dilakukan dengan pengambilan data di Provinsi Riau. Data yang diambil adalah data luas perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari data tananaman belum menghasikan (TBM), tanaman menghasilkan (TM), dan tanaman tua rusak (TTR). Limbah yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit adalah batang hasil replanting, pelepah, tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang dan serat buah. Limbah perkebunan kelapa sawit dihitung berdasarkan perhitungan neraca massa (Hambali 2010). Hasil perhitungan diperoleh limbah batang hasil replanting selama periode 5 tahun adalah 2 525 610 ton, pelepah 2 920 024 ton, tandan kosong kelapa sawit 6 663 042 ton, cangkang 1 586 656 ton dan serat buah 2 030 920 ton. Limbah perkebuna kelapa sawit paling berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku bio oil adalah TKKS. Penelitian tahap kedua adalah preparasi zeolit dan arang aktif untuk katalis yang diimpregnasi dengan logam nikel. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam yang berasal dari Bayah dan arang aktif yang dipergunakan adalah arang aktif dari limbah perkebunan kelapa sawit yaitu TKKS. Hasil zeolit alam aktif impregnasi logam nikel (ZAA/Ni) adalah luas permukaan katalis 974.44 (m2/g) pada ZAA/Ni 3%, nilai kristalinitas 70.09 pada ZAA/Ni 2%. Untuk arang aktif impregnasi nikel (AA/Ni) nilai kristalinitas yang tertinggi adalah pada AA/Ni 2% yaitu 44.46%, luas permukaan yang paling luas terjadi pada AA/Ni 2% yaitu 835.819 (m2/g). Penelitian tahap ketiga adalah produksi crude bio oil dengan proses hidrotermal pirolisis, dengan bahan baku TKKS dan pelarut yang digunakan adalah asap cair TKKS. Suhu maksimal yang digunakan untuk memanaskan reaktor adalah 315 °C dengan tekanan maksimal adalah 90 bar. Pada proses ini perlakuan yang diberikan adalah perbedaan ukuran serbuk 40, 60, 80 mesh dan perbedaan tekanan gas hidrogen yaitu 10 dan 15 bar. Untuk analisa data digunakan Rancangan acak faktorial dengan 2 faktor yaitu ukuran serbuk dan perbedaan tekanan gas hidrogen dengan 3 kali ulangan. Dari hasil analisis mengunakan tabel ANOVA diperoleh nilai pH adalah perlakuan ukuran serbuk 60 mesh, tekanan gas hidrogen 10 bar. Nilai viskositas yang memberikan pengaruh berbeda adalah perlakuan ukuran serbuk 80 mesh dengan jumlah tekanan hidrogen 15 bar. Untuk hasil analisa Gas Cromatography Mass Spectrometry (GC-MS) adalah adanya senyawa alifatik hidrokarbon sebagai senyawa yang mudah terbakar. Penelitian ini menemukan 46 jenis senyawa aromatik, 36 jenis senyawa alifatik dan 19 jenis senyawa alifatik hidrokarbon (lampiran 1). Perlakuan terbaik dari proses produksi bio oil hidrotermal pirolisis adalah ukuran serbuk 60 mesh, tekanan gas hidrogen 15 bar dengan persentase senyawa hidrokarbon 15.24%. Nilai HHV crude bio oil adalah 39.13 MJ/kg pada perlakuan ukuran serbuk 60 mesh, tekanan gas hidrogen 15 bar. Nilai HHV berkorelasi dengan persentase rendahnya kandungan oksigen dan tingginya persentase kandungan karbon. Penelitian tahap keempat adalah melakukan upgrading crude bio oil dengan perlakuan memberikan katalis AA/Ni 2 % dan katalis ZAA/Ni 3 % dengan masing – masing perlakuan diberikan katalis 4% dari berat crude bio oil. Upgrading bio oil dilakukan dengan reaktor bio oil dengan suhu 450 °C tekanan gas hidrogen 15 bar. Tekanan akhir yang terjadi pada reaktor setelah suhu mencapai 450 °C adalah ± 125 bar. Hasil upgrading crude bio oil menunjukkan terjadi peningkatan senyawa hidrokarbon dan HHV (MJ/kg). Senyawa hidrokarbon meningkat dari 15.24% menjadi 27.72%, nilai HHV 39.13 MJ/kg menjadi 40.27 MJ/kg yang terjadi pada katalis AA/Ni 2%. Sedangkan pada katalis ZAA/Ni 3% terjadi penurunan HHV yaitu 38.81 MJ/kg dan persentase hidrokarbon mengalami penurunan sebesar 13.61 %. Adanya penambahan katalis AA/Ni 2% dapat meningkatkan senyawa hidrokarbon dan nilai HHV pada bio oil hasil upgading. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tandan kosong kelapa sawit dapat dijadikan bahan baku bio oil, limbah kelapa sawit ini memiliki prospek yang baik dengan potensi pertahun sebesar 4 879 347 ton/tahun (BPS, 2017) dan diperkirakan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya luasan kebun kelapa sawit. Untuk meningkatkan kualitas bio oil dilakukan upgrading dengan menggunakan katalis ZAA/Ni 3% dan AA/Ni 2%, dimana perlakuan terbaik diperoleh dari bahan baku berupa serbuk dengan ukuran 60 mesh dan tekanan H2 15 bar, yang menghasilkan nilai HHV bio oil 40.27 MJ/kg, serta dapat meningkatkan senyawa hidrokarbon dari 15.24% menjadi 27.72%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.titleberjudul Konversi Limbah Padat Kelapa Sawit Menjadi Bio Oil Menggunakan Proses Hidrotermal Pirolisis dan Catalytic Cracking Hydrodeoxygenationid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordcrude bio oilid
dc.subject.keywordbio oilid
dc.subject.keywordhidrokarbonid
dc.subject.keywordTKKSid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record