Morfologi, Anatomi, dan Viabilitas Benih Kenanga Ylang-ylang (Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson forma genuina)
View/Open
Date
2020Author
Nurhayani, Ferawati Oktia
Wulandari, Arum Sekar
Suharsi, Tatiek Kartika
Metadata
Show full item recordAbstract
Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson forma genuina merupakan
salah satu anggota famili Annonaceae yang memiliki banyak manfaat bagi
manusia seperti bahan konstruksi bangunan, kosmetik, parfum, dan obat-obatan.
Upaya penanaman perlu dilakukan untuk mempertahankan keberadaannya di
alam. Perbanyakan tanaman kenanga ylang-ylang banyak dilakukan secara
generatif, sehingga membutuhkan produksi benih yang bermutu. Benih kenanga
ylang-ylang juga memiliki proses perkecambahan yang lama dan viabilitas benih
rendah, sehingga dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan penanamannya.
Penelitian yang dilakukan terdiri atas 3 tujuan yaitu (1) mengkaji morfologi
dan anatomi bunga, buah, dan benih kenanga ylang-ylang, (2) mengkaji pengaruh
letak benih dalam buah terhadap viabilitas benih kenanga ylang-ylang, (3)
menentukan teknik pematahan dormansi yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan perkecambahan benih kenanga ylang-ylang.
Penelitian pertama merupakan penelitian morfologi dan anatomi bunga,
buah, dan benih kenanga ylang-ylang. Pengamatan morfologi dilakukan pada
sampel yang masih segar, sedangkan pengamatan anatomi dilakukan pada
preparat awetan yang telah dibuat. Bunga kenanga ylang-ylang termasuk bunga
lengkap dan sempurna. Putik bunga memiliki satu bakal buah yang berisi 8 – 12
bakal biji, sedangkan benang sari memiliki polen yang banyak. Lapisan perikarp
buah dibedakan menjadi tiga zona yaitu eksokarp, mesokarp, dan endokarp.
Embrio benih berukuran kecil (±1 mm) dan berwarna hialin. Endosperma benih
menyerupai lipatan tidak beraturan (ruminate endosperm). Lapisan kulit benih
tebal (0.1 – 0.5 mm) dan terdiri atas integumen luar, integumen tengah, dan
integumen dalam.
Penelitian kedua mengkaji pengaruh letak benih dalam buah terhadap
viabilitas benih kenanga ylang-ylang. Pengujian viabilitas benih dilakukan
menggunakan benih yang telah diekstraksi berdasarkan letaknya dalam buah
(pangkal, tengah, ujung). Viabilitas benih kenanga ylang-ylang berdasarkan
letaknya dalam buah tidak berbeda nyata. Persentase perkecambahan benihnya
berkisar antara 71.33 – 77.33%. Ukuran benih pada setiap bagian buahnya sudah
seragam dengan panjang 7.57 – 7.88 mm, lebar 5.95 – 6.25 mm, dan berat
0.06 – 0.07 g, sehingga tidak mempengaruhi laju dan jumlah perkecambahan.
Penelitian ketiga mengkaji pengaruh pematahan dormansi terhadap
perkecambahan benih kenanga ylang-ylang. Pengujian perkecambahan benih
dilakukan setelah benih diberi perlakuan pematahan dormansi. Persentase
perkecambahan benih dengah pematahan dormansi lebih rendah (0 – 31.33%)
dibandingkan dengan kontrol atau tanpa perlakuan (80%). Benih kenanga ylangylang
tidak memiliki dormansi dan pematahan dormansi justru menyebabkan
kerusakan pada embrio sehingga perkecambahannya rendah.
Collections
- MT - Forestry [1445]