Show simple item record

dc.contributor.advisorNurdinawati, Dina
dc.contributor.authorYusrina, Fathia Nurismi
dc.date.accessioned2020-07-13T04:59:39Z
dc.date.available2020-07-13T04:59:39Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103103
dc.description.abstractFeminisasi pada perburuhan migrasi internasional merupakan hal yang selama ini terjadi di Indonesia. Tidak hanya permasalahan saat migrasi, tetapi permasalahan juga banyak ditemukan saat buruh migran perempuan telah kembali ke Indonesia. Walaupun telah menjadi pahlawan rumah tangga, posisi purna kontrak BMP masih dinomorduakan daripada suaminya. Selain itu, rumah tangga purna kontrak BMP perlu melakukan strategi adaptasi sosial dan ekonomi yang tepat agar dapat bertahan hidup di daerah asalnya. Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana hubungan tingkat kesetaraan gender dan tingkat keragaman strategi adaptasi sosial dan ekonomi pada rumah tangga purna kontrak BMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kepada responden untuk data kuantitatif dan didukung wawancara mendalam kepada responden dan informan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga purna kontrak BMP. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara karakteristik rumah tangga dan karakteristik migran dengan tingkat kesetaraan gender pada rumah tangganya. Rumah tangga dengan tingkat kesetaraan gender tinggi maka akan melakukan strategi adaptasi sosial dan ekonomi dengan keragaman yang tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCommunity Developmentid
dc.subject.ddcGender analysisid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcSukabumi-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Gender dan Strategi Adaptasi pada Rumah Tangga Purna Kontrak Buruh Migran Perempuanid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordanalisis genderid
dc.subject.keywordmigrasi kembaliid
dc.subject.keywordstrategi adaptasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record