Show simple item record

dc.contributor.advisorBudijanto, Slamet
dc.contributor.advisorNuraida, Lilis
dc.contributor.authorSafrida
dc.date.accessioned2020-06-02T02:58:19Z
dc.date.available2020-06-02T02:58:19Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102990
dc.description.abstractBekatul merupakan hasil samping proses penyosohan beras. Bekatul beras hitam mengandung beragam komponen bioaktif yang berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker kolon. Kanker kolon saat ini menempati posisi ketiga tertinggi penyebab kematian di dunia. Penghambatan perkembangan sel kanker kolon oleh komponen bioaktif dalam bekatul, tergolong pada preventif. Proses fermentasi pada bekatul mengunakan kultur kapang, dilaporkan efektif meningkatkan komponen-komponen bioaktif. Peningkatan ini disebabkan kapang menghasilkan enzim-enzim yang mampu melepaskan ikatan komponen bioaktif di dalam substrat bekatul. Peningkatan komponen bioaktif ini bersinergi dengan peningkatan aktivitas antioksidan, dan aktivitas antioksidan yang tinggi selalu memiliki bioaktivitas antikanker yang lebih tinggi, namun peningkatan komponen bioaktif berbeda-beda bergantung pada jenis inokulum dan waktu fermentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh waktu fermentasi dan inokulum terbaik, mengindentifikasi dan menganalisis bekatul non-fermentasi dan fermentasi yang paling potensial menghambat sel kanker kolon WiDr, dan menduga mekanisme penghambatan kanker kolon oleh senyawa aktif pada bekatul. Pada penelitian ini, bekatul beras hitam difermentasi oleh Rhizopus oligosporus (BFROLI), Rhizopus oryzae (BFRO) masing-masing selama 0, 24, 48, 72 dan 96 jam untuk mengidentifikasi perubahan profil fenolik, flavonoid, dan aktivitas antioksidan selama fermentasi. Hasil tertinggi dari karakterisasi sifat fungsional selanjutnya dibandingkan dengan non-fermentasi (0 jam) (BNF) untuk mengidentifikasi aktivitas sitotoksik, pada sel normal Vero dan sel kanker kolon WiDr dengan menggunakan uji MTT. Ekspresi mRNA gen penanda proliferasi dan apoptosis pada sel WiDr juga dianalisis dengan menggunakan Real-Time PCR. Jenis inokulum dan waku fermentasi terbaik diperoleh pada inokulum R.oligoporus di 72 jam. Proses fermentasi pada bekatul dapat meningkatkan kemampuan penghambatan pertumbuhan sel WiDr dengan penghambatan tertinggi diperoleh pada ekstrak bekatul fermentasi R. oligosporus (BFROLI) dengan nilai IC50 650.7 μg/mL, sedangkan BFRO IC50 873.9 μg/mL, dan BNF IC50 831.8 μg/mL. Mekanisme penghambatan sel WiDr melalui penekanan ekspresi gen proliferasi pcna dan peningkatan ekspresi gen apoptosis p53, caspase-8, caspase-9, dan caspase-7, dengan peningkatan tertinggi ekspresi gen apoptosis diperoleh pada ekstrak BFROLI. Proses pasteurisasi dapat menurunkan jumlah Enterobacteriaceae sebagai indikator bakteri patogen. Dengan demikian, untuk menghasilkan penghambatan kanker kolon yang maksimal, direkomendasikan untuk memfermentasi bekatul dengan inokulum R. oligosporus selama 72 jam, dan melakukan pasteurisasi untuk meningkatkan keamanan pangannya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFood Scienceid
dc.subject.ddcBlack Rice Branid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePenghambatan Proliferasi Sel Kanker Kolon WiDr In Vitro oleh Ekstrak Bekatul Beras Hitam Fermentasiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordapoptosisid
dc.subject.keywordbekatul beras hitam fermentasiid
dc.subject.keywordPCNAid
dc.subject.keywordVeroid
dc.subject.keywordWiDrid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record