Asupan Gizi, Status Gizi, dan Kadar Hemoglobin serta Keterkaitannya dengan Kebugaran pada Atlet Remaja Putri di PPOP
Abstract
Kebugaran fisik yang baik merupakan investasi dalam pencapaian prestasi olahraga yang maksimal. Tingginya angka partisipasi wanita dibidang olahraga tidak hanya menyebabkan peningkatan kualitas kompetensi namun tingginya intensitas kegiatan fisik dan olahraga berat disertai kurangnya asupan zat gizi menyebabkan terganggunya siklus menstruasi pada atlet wanita yang berdampak pada kejadian anemia (Saputri dan Dieny 2012). Atlet wanita khususnya remaja putri berisiko tinggi mengalami anemia karena kehilangan darah dan zat besi melalui menstruasi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia. Anemia berdampak pada gangguan pertumbuhan fisik, penurunan kebugaran jasmani, serta performa tubuh pada atlet remaja putri yang merupakan kunci utama dalam pencapaian prestasi olahraga (Tesfaye et al. 2015).
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asupan gizi, status gizi dan kadar hemoglobin serta keterkaitannya dengan kebugaran pada atlet remaja putri di PPOP DKI Jakarta. Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah: (1) Mengkaji karakteristik subjek dan sosial ekonomi keluarga, (2) Menganalisis hubungan aktivitas fisik dan tingkat kecukupan gizi dengan status gizi (IMT/U dan persen lemak tubuh) atlet remaja putri, (3) Menganalisis hubungan status gizi, tingkat kecukupan gizi dengan kadar hemoglobin atlet remaja putri, (6) Menganalisis hubungan kadar hemoglobin, status gisi (IMT/U dan persen lemak tubuh), tingkat kecukupan gizi, aktivitas fisik dengan kebugaran atlet remaja putri.
Jenis penelitian ini adalah observasional menggunakan desain cross-sectional study. Penelitian dilakukan di Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta pada bulan Oktober hingga November 2018. Sebanyak 70 subjek terlibat dalam penelitian ini terdiri dari 16 cabang olahraga yaitu bulu tangkis, angkat besi, atletik, bola basket, bola voli (indoor dan outdoor), gulat, judo, karate, panahan, pencak silat, renang, senam, sepak takraw, taekwondo, tenis meja dan tinju. Sampel dipilih secara proportionate stratified random sampling pada tiap cabang olahraga, berusia 13-18 tahun, sehat dan sudah mengalami menarche.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subjek berada pada rentang usia 15-16 tahun (51.43%). Secara umum, subjek memiliki status gizi (IMT/U) yang termasuk ke dalam kategori normal (87.14%). Rata-rata persen lemak tubuh subjek menggunakan BIA termasuk ke dalam kategori acceptable (58.57%), lebih besar dibandingkan pengukuran skinfolds yang termasuk ke dalam kategori athletic (52.86%). Mayoritas subjek memiliki siklus menstruasi yang normal baik dari panjang siklus, frekuensi menstruasi maupun lama menstruasi. Meskipun mayoritas subjek memiliki kadar hemoglobin normal dengan rata-rata 12.02 ± 1.26 g/dL, namun masih ditemukan subjek dengan kategori anemia ringan (21.43%) dan anemia sedang (18.57%).
Tingkat kecukupan gizi subjek masih berada pada ketegori kurang untuk energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi dan asam folat. Namun tinggi pada asupan vitamin A, vitamin C dan vitamin B12. Hampir keseluruhan subjek
memiliki aktivitas fisik yang berat (88.57%). Kegiatan latihan yang sering dilakukan atlet meliputi latihan teknik, latihan kekuatan, latihan fleksibilitas, sparing, dan relaksasi. Kegiatan fisik yang sering dilakukan oleh subjek selain latihan rutin adalah jalan kaki dan jogging. Hasil tes kebugaran menunjukkan bahwa sebagian besar subjek (50%) termasuk dalam kategori baik dan 40% termasuk dalam kategori sangat baik. Lebih dari separuh subjek (60%) mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Jenis suplemen yang biasa dikonsumsi oleh atlet diantaranya berupa Enervon C, sangobion, neurobion, imboost, renovit dan lainnya.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan tingkat kecukupan gizi (energi, protein, lemak dan karbohidrat) juga tidak berhubungan secara signifikan dengan status gizi (IMT/U dan persen lemak tubuh) (p>0.05). Tidak terdapat pula hubungan antara status gizi dan tingkat kecukupan gizi dengan kadar hemoglobin (p>0.05). Jika dihubungkan dengan kebugaran, maka kadar hemoglobin, tingkat kecukupan gizi (protein, zat besi, vitamin A, vitamin C, vitamin B12 dan asam folat) serta aktivitas fisik tidak terdapat hubungan yang bermakna (p>0.05). Namun terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi IMT/U (p=0.048, r=-0.238) dan persen lemak tubuh (0.001, r=-0.375) dengan kebugaran.
Collections
- MT - Human Ecology [2275]