Analisis Ekonomi dan Kelembagaan Rehabilitasi Terumbu Karang di Teluk Staring, Provinsi Sulawesi Tenggara
View/ Open
Date
2020Author
Wahidin, La Ode
Fahrudin, Achmad
Anggraini, Eva
Metadata
Show full item recordAbstract
Teluk Staring berjarak kurang lebih 20 km sebelah timur Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang mempunyai potensi sumberdaya ikan karang yang besar dan memberikan ketersediaan ikan bagi perikanan bagi Kota Kendari dan sekitarnya. Tingginya aktivitas perikanan ikan karang yang tidak ramah lingkungan (un-friendly fishing practices) mengakibatkan ekosistem terumbu karang di wilayah ini telah mengalami degradasi. Sebagai upaya pengembalian fungsi ekosistem terumbu karang, kegiatan rehabilitasi perlu dilakukan. Salah satu teknik rehabilitasi yang paling banyak digunakan adalah transplantasi. Kegiatan transplantasi terumbu karang digunakan untuk menanam karang di lokasi-lokasi terumbu karang yang awalnya telah rusak di Teluk Staring dan sekitarnya dengan menggunakan berbagai media penamanan yang berbeda-beda. Selain faktor teknis, kelembagaan dalam pengelolaan lokasi transplantasi memainkan peranan penting agar kegiatan rehabilitasi yang telah dilakukan dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis nilai ekonomi langsung perikanan tangkap ikan karang, mengekstimasi biaya pengelolaan terumbu karang buatan dan mengkaji kerangka kelembagaan dalam pengelolaan lokasi transplantasi terumbu karang di Teluk Staring dan sekitarnya.
Penelitian ini laksanakan pada bulan April – Juni 2019 di Teluk Staring, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara yang mencakup tiga kecamatan yaitu Moramo Utara, Moramo dan Laonti. Metode yang digunakan yaitu survei. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara mendalam dan observasi. Responden nelayan ditentukan secara purposive sampling. Informan kunci terdiri atas para pelaku kegiatan transplantasi di Teluk Staring (LSM Lokal, Operator Diving, dan Lembaga Penyelaman Mahasiswa yaitu Langkoe Diving Club), para dosen yang melakukan transplantasi di Teluk Staring dan pemerintah lokal yang menjadi pendukung pendanaan atau melakukan transplantasi di lokasi tersebut. Sebaran wilayah transplantasi terumbu karang dipetakan menggunakan GIS. Nilai ekonomi perikanan tangkap ikan karang dianalisis menggunakan metode effect on production (EoP). Perhitungan potensi manfaat dan biaya pengelolaan wilayah lokasi rehabilitasi terumbu karang dihitung dengan pendekatan analisis manfaat dan biaya (benefit/cost analysis, BCA). Kelembagaan transplantasi terumbu karang dianalisis menggunakan kerangka institutional analysis for development (IAD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi perikanan tangkap ikan karang di Teluk Staring dalam bentuk Nilai Surplus Konsumen (Consumer Surplus, CS) yang diperoleh adalah Rp 549.648.465,-/tahun. Berdasarkan jumlah keseluruhan nelayan sebanyak 711 nelayan menghasilkan total ekonomi dari kegiatan perikanan tangkap ikan karang di Teluk Staring diperkirakan sebesar Rp 16.283.335.783,- per tahun. Potensi nilai manfaat (incremental benefit) bagi kegiatan transplantasi terumbu karang di Teluk Staring yang berkontribusi terhadap perikanan tangkap dalam bentuk incremental consumer surplus sebesar Rp 532.348.333,00 per tahun dan total potensi manfaat sebesar Rp
15.770.819.373,00 per tahun. Besarnya potensi nilai manfaat bersih (potential net benefit) dan potensi nilai biaya bersih (potential net cost) masing-masing sebesar Rp 251.316.556.414,00 dan Rp 159.024.741,00. Besarnya nilai Potensi Manfaat dalam bentuk Net Present Value (NPV) adanya terumbu karang di Teluk Staring adalah sebesar Rp 251.157.531.673,00. Bila tanpa adanya pengelolaan wilayah rehabilitasi terumbu karang ini, maka potensi nilai manfaat tersebut akan hilang sejalan dengan menurunya kualitas terumbu karang di teluk tersebut. Komponen biaya transplantasi terumbu karang di teluk ini beragam tergantung kepada besarnya nilai proyek dan tujuan kegiatan. Para pelaku transplantasi terdiri atas mahasiswa, organisasi mahasiswa (LDC), dosen (pengabdian dosen dan KKN Tematik Mahasiswa), dan LSM. Terdapat beberapa sumber kerusakan lokasi transplantasi terumbu karang di Teluk Staring yaitu adanya kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bom (blast fishing) di lokasi transplantasi, adanya kegiatan penangkapan ikan di lokasi transplantasi oleh nelayan luar teluk, belum adanya kejelasan kepemilikan (property rights) atas lokasi transplantasi karang setelah proyek berakhir, tidak adanya penanda fisik lokasi transplantasi (kalaupun ada hanya bertahan dalam jangka pendek), belum adanya kejelasan kelembagaan yang mengatur mekanisme kegiatan transplantasi terumbu karang di Teluk Staring dan sekitarnya, dan kurangnya sosialisasi dari para penyelenggara kegiatan mengenai pentingnya transplantasi terumbu karang kepada nelayan maupun masyarakat yang tinggal di Teluk Staring dan sekitarnya. Berdasarkan pada kerangka kelembagaan, pengelolaan lokasi transplantasi terumbu karang di Teluk Staring seharusnya dilakukan dengan berpedoman kepada prinsip pengelolaan sumberdaya yaitu adanya wewenang pengelolaan diberikan kepada pemerintah desa (kepala desa), perlu adanya pelimpahan hak (rights) atas lokasi transplantasi dari pelaksana proyek kepada pemerintah desa sebagai aset desa, perlu adanya peraturan desa (perdes), pengawasan yang secara terus menerus dari unsur lembaga terkait termasuk kelompok masyarakat. Adanya sanksi yang jelas. Sosialisasi dan pembinaan terkait dengan transplantasi terumbu karang secara berkelanjutan. Di atas semua itu, pada awal kegiatan transplantasi seharusnya tercantum kontrak yang dibuat oleh inisiator proyek dan pemerintah terkait.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]