Efektivitas Nanokitosan Terhadap Bakteri Penyebab Endometritis pada Sapi Frisian Holstein
View/Open
Date
2020Author
Sinaga, Edelina
Amrozi
Karja, Ni Wayan Kurniani
Metadata
Show full item recordAbstract
Peradangan uterus atau yang dikenal dengan endometritis dapat disebabkan oleh mikroorganisme yaitu salah satunya adalah bakteri penyebab endometritis. Endometritis memiliki dampak kerugian ekonomi yang besar bagi peternak, hal tersebut disebabkan karena terjadinya penurunan keberhasilan reproduksi. Kejadian endometritis dapat diagnosa melalui isolasi dan identifikasi bakteri serta ultrasonografi. Identifikasi dan perhitungan jumlah bakteri menjadi salah satu alternatif alat diagnosa yang dapat dilakukan, sehingga pengobatan endometritis dapat optimal. Pengobatan endometritis selama ini dilakukan dengan pemberian antibiotik. Namun antibiotik diketahui menimbulkan residu pada susu. Kehadiran residu pada susu dapat menyebabkan reaksi alergi, keracunan dan resistensi antibiotik. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap terapi endometritis menggunakan bahan selain antibiotik, salah satunya adalah menggunakan kitosan. Kitosan merupakan biopolimer yang bisa digunakan sebagai antibakteri dan tidak bersifat toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri penyebab endometritis pada sapi Frisian Holstein (FH) serta menganalisis efektivitas nanokitosan terhadap bakteri endometritis secara in vitro.
Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu tahap preparasi nanokitosan, koleksi sampel, isolasi dan identifikasi bakteri endometritis dan pengujian efektivitas nanokitosan sebagai antibakteri. Tahap preparasi nanokitosan dilakukan dengan pengukuran kadar protein dan dibuat menjadi pH netral dengan konsentrasi 0.5 %, 1% dan 2% untuk digunakan pada tahap uji tantang dengan bakteri endometritis yang ditemukan pada sampel. Tahap koleksi sampel dilakukan dengan cairan endometrium selanjutnya dikoleksi dari 6 ekor sapi FH yang mengalami endometritis klinis setelah dilakukan pemeriksaan dengan USG. Tahap isolasi dan identifikasi bakteri kemudian dilakukan perhitungan jumlah koloni, isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel. Tahap pengujian efektivitas nanokitosan selanjutnya terhadap bakteri endometritis secara in vitro dengan perhitungan jumlah total koloni bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan total plate count (TPC) pada cairan endometrium sapi FH paling tinggi terdapat pada nomor 626 sebanyak 4.7 ± 0.6 Log sel/mL dan terendah terdapat pada nomor 532 sebanyak 3.3 ± 0.8 Log sel/mL. Beberapa bakteri gram negatif yang ditemukan pada penelitian ini yaitu E. coli, P. aeruginosa, dan Klebsiella sp. Bakteri gram positif yang ditemukan adalah S. aureus, Bacillus sp. dan S. pyogenes. Uji tantang nanokitosan pada bakteri E. coli dan Klebsiella sp dengan konsentrasi 1% dan 2% menunjukkan hasil yang tidak siginifikan jika dibandingkan dengan kontrol positif (P>0.05). Nanokitosan dengan semua konsentrasi mampu menurunkan jumlah P. aeruginosa dan Bacillus sp. secara signifikan jika dibandingkan dengan kontrol negatif (P<0.05). Uji tantang nanokitosan 0.5% dan 2% mampu menurunkan jumlah koloni S. aureus tetapi tidak dapat menurunkan jumlah koloni S. pyogenes. Dapat disimpulkan bahwa pemberian
nanokitosan sebagai antibakteri bersifat bakteriostatik sehingga dapat menurunkan jumlah koloni bakteri gram negatif (E.coli, Klebsiella sp. dan P.aeruginosa) dan positif (Bacillus sp dan S.aureus).
Collections
- MT - Veterinary Science [931]